Oleh: Amhar Rasyid
Jambi, 12 Sept 2025
Arus politik negara kita pada skala nasional sedang berobah, banyak perobahan mendadak yang kadangkala sulit diprediksi. Muncul saja di media massa anak muda Indonesia bernama Salsa Erwina dari Denmark yang lantang, berani dan fasih bicara, DPR mau mengoreksi dirinya, Presiden Prabowo juga mereshuffle cabinet Merah Putih, sementara pada dataran global kemajuan teknologi AI (Artificial Intelligence) semakin pesat. Ustaz bilang Dunia sudah dekat kiamat, saya bilang :’Meskipun sudah dekat kiamat, lebih baik pahami juga AI’, sebab AI itu mungkin bagi sebagian orang mirip Dajjal dan saya akan memakai konsep teologis itu di bawah ini, sementara bagi Yuval Noah Harari (Prefosor Sejarah di Universitas Ibrani, Jerusalem), kemunculan AI disebutnya Angan2. Saya akui bahwa saya bukan ahli computer, bukan ahli AI, boleh jadi anda lebih paham dari pada saya tentang AI, namun saya tetap ingin menjelaskan apa yang dipresentasikan oleh Yuval Noah Harari tentang AI. Maka pertanyaannya ialah apa itu AI? Bagaimana cara kerjanya? Dan apa dampaknya atas kehidupan beragama umumnya? Berbekal dari ceramah ilmiah Yuval Noah Harari yang kini tersedia dalam YouTube ‘AI and the Future of Humanity’, dulunya sebuah mimbar ilmiah milik Frontier Forum Live yang dihadiri mungkin lebih 100 orang dimana Vivienne Parry bertindak sebagai moderator. Saya akan mencoba menjelaskannya di sini ‘to the best I can do’ dan pada penghujung tulisan ini saya akan merefleksikannya kepada kehidupan beragama, semoga anda sudi membacanya bila tidak sibuk. Mari kita mulai.
Apa itu AI? AI = Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan). Di dalam HP anda saat ini sudah ada AI beroperasi selain untuk Chat GPT. Bila anda suka nonton Salsa Erwina di Facebook, maka layar HP anda secara otomatis akan banyak bermunculan foto2 Salsa. Ini tidak ada yang menyuruh. Ia muncul sendiri mirip ikan diberi makan di dalam kolam, kian lama diberi makan semakin banyak yang akan muncul. Bila anda sering ngulik masakan Padang di HP anda, maka di layar HP anda akan semakin banyak bermunculan kuliner2 Minang. Artinya, AI akan membantu memunculkan hobby/kesenangan anda di layar HP tanpa diminta, maka sebaiknya janganlah suka nonton yang porno dan jangan ikut Judi Online di HP anda, sebab si Dajjal AI akan mendekatkan anda kepada kiamat.
Apa dan bagaimana cara kerja AI? AI itu bukan benda keras, tetapi hanya ada di dunia maya. AI, kata Yuval, bikinan manusia, tetapi si penciptanya tak tahu apa dan bagaimana kira2 jadinya nanti? Menurut Google pencipta bibit AI pertamakali tahun 1956 diantaranya ialah John McCarthy. AI akan berkembang pesat di luar dugaan kita semua baik secara kuantitas maupun kualitas. Ia mampu mengembangkan dirinya sendiri. Bila Nuklir bisa ditentukan perkembangannya, ditaksir kekuatan daya ledaknya oleh manusia, AI tidak bisa. Bila robot bisa diatur ruang geraknya, misalnya hanya untuk dalam rumah saja, di hutan atau di medan perang saja, AI tidak demikian. Ia akan menjalar entah kemana-mana ke seluruh pelosok alam, seluruh negara, seluruh bangsa, seluruh budaya, bahkan ke seluruh agama. Boleh jadi dakwah masa depan kita akan dipengaruhi oleh AI. AI adalah makhluk tidak bertubuh, tidak berperasaan tetapi ia akan menguasai dunia. Ia muncul dalam bahasa2 yang membuat kita semakin akrab dan terbantu olehnya, ia tempat bertanya, tempat konsultasi, tempat curhat. Semua jawaban yang anda butuhkan ada dalam ‘kantongnya’. Makhluk apa ini?
Apa indikasi munculnya peran AI? Bila anda sering nonton Roy Suryo tentang kasus Ijazah Palsu JKW, maka layar HP/computer anda akan semakin banyak memunculkan hal2 yang terkait dengan itu. Bila anda ngintip cara2 membuat bom di HP/computer anda, maka akan semakin banyak bermunculan cara2/petunjuk merakit bom…akhirnya anda akan menjadi teroris. Jadi AI itu ‘makhluk’ serba tahu keinginan kita, arah pemikiran kita, arah politik kita, kebencian kita, kefanatikan kita, kesedihan hubungan dunia remaja. AI akan menggiring kita ke arah yang kita sering sukai, atau yang dibenci. AI bukan computer, tetapi ia ada dalam computer. AI bukanlah HP tetapi ia ada dalam HP. Dua macam aplikasi perangkat lunak seperti Chat GPT dan Chatbot AI adalah dua contoh teknologi AI yang sudah mampu mensimulasi pembicaraan antar manusia. Sebagaimana diketahui, ChatGPT adalah salah satu produk teknologi AI yang dilatih untuk mampu berkomunikasi lewat percakapan. ChatGPT akan mampu menjawab pertanyaan2 lanjutan, mengakui kesalahan, mempertanyakan premis yang keliru dan bahkan mampu menolak permintaan yang tidak patut kata Google.
Memang AI itu tak punya perasaan tetapi ia mampu membuat orang lain terkena perasaan. Ia tidak memikir, tetapi ia membuat orang lain berpikir. Ia tidak bisa marah tetapi ia bisa membuat orang lain marah. Dalam pergaulan muda mudi, AI memang tidak mampu ‘falling in love’, tetapi ia mampu membuat hubungan dua sejoli semakin mesra atau semakin cekcok. Anda yang lagi putus cinta, remuk perasaan, frustasi, sewot melulu, akan bisa berkonsultasi, minta pendapat kepada AI. Bagaimana caranya? AI tahu cara membantu anda kepada nasehat yang baik atau nasehat yang buruk, kata Yuval. Coba bayangkan bila AI menganjurkan anda agar minum Baygon saja? Sementara anda tak paham apa itu Baygon, apa akibatnya, anda hanya manut saja pada AI. Ini celaka.
Apa pintu masuk bagi AI? AI bekerja melalui BAHASA kata Yuval. Peradaban kita ber abad2 ada karena bahasa. Uang kertas rupiah, dollar, ringgit atau riyal tak ada artinya lembaran2 tersebut bila tak ada bahasa. Bank Indonesia berjanji lewat bahasa dan menjamin lewat bahasa bahwa uang kertas yang kita pegang akan laku di pasaran untuk ditukar dengan apa saja seharga yang tertera. Iya..dijaminnya lewat bahasa dan semua orang percaya pula, akhirnya terjadilah dunia ekonomi. Bernie Madoff dan Elizabeth Holmes, kata Yuval, adalah dua orang contoh ‘story tellers’ (tukang buat cerita) tetapi BAHASAnya dipercaya orang di dunia ekonomi. Sri Mulyani lengser, pasar Saham anjlok..lantas apa hubungannya? Ya karena ada bahasa, para pialang dan pemegang saham percaya dengan bahasa….bahasa yang mengatur harga saham, sementara Sri Mulyani sendiri mungkin lagi tidur di rumahnya. Tuhan menurunkan wahyuNya, Rasul menyampaikannya, dan para ustaz, kiyai, buya mendakwahkannya, dan kita meyakini BAHASA2 mereka itu maka terjadilah dunia agama, sebab al-Qur’an tidak bisa berbicara sendiri: ia harus diucapkan oleh Rasul dan oleh tokoh2 agama sehingga berkembanglah Islam. Maka yang menjadi persoalan sekarang ialah AI merasuk lewat bahasa. Sekarang bahasalah yang menjadi ‘kendaraan’ tunggangan AI. AI menunggangi bahasa entah ke mana2, ke berbagai bidang. Bila AI muncul kepada dialog manusia, dan manusia mempercayainya, boleh jadi demokrasi juga akan hancur kata Yuval. Sebab demokrasi adalah hasil komunikasi suara antara orang hidup dengan orang hidup, bukan antara orang hidup dengan mesin AI. Demokrasi bisa hidup bila ‘pembicaraan’ antara orang perorang terlaksana, tetapi dengan AI, pembicaraan menjadi mandek. Sedikit disalah gunakan AI, maka ia akan bisa menghancurkan rumah tangga, menghancurkan demokrasi, akan menghancurkan adat istiadat, akan menghancurkan hubungan sejoli, akan menghancurkan nilai2 yang kita warisi dari nenek moyang, bahkan akan menghancurkan ajaran AGAMA. AI akan mampu memanipulasi bahasa, kata2, gambar2 dan suara2. Di zaman Nabi, manusia Bilal yang azan. Di zaman kakek saya, azan menggunakan tanduk kerbau agar keras suara azannya. Di zaman sekarang azan disuarakan oleh Cassette dan Flashdisc, di masa depan? Mungkin giliran AI yang akan azan. Ingat, AI bukanlah Cassette dan bukan Flashdisc yang sudah diformat. Mirip Dajjal? Mungkin ia Dajjal…bagi sebagian orang karena ia akan bisa menghancurkan dunia dengan kekuatan yang tak terkendalikan.
Lebih jauh nampaknya akan ada masalah besar, kata Yuval, yang akan menimpa agama2 yang mencari kebenarannya dari dalam teks2 suci seperti agama Yahudi, Kristen dan Islam. Bila umat suatu agama mencari kebenaran agamanya bukan berdasarkan teks suci, maka itu tak jadi masalah. Sebab seorang Rabbi, atau pendeta atau ulama tak akan mampu mengenal setiap huruf, setiap kalimat, setiap surah, setiap juz dari dalam Kitab Sucinya hingga sampai sedetail mungkin dari warisan sekian ratus tahun berlalu, walaupun ada banyak hafiz al-Qur’an. Kemampuan mereka akan kalah dengan kemampuan AI kata Yuval. Sekali lagi, ini persoalan besar bagi agama2 yang mendasarkan kebenaran pada teks. AI masuk melalui bahasa Ibrani, bahasa Latin/Inggeris, bahasa Arab. Ini betul2 akan mengganggu peradaban dunia.
Nah sekarang apa yang bisa kita lakukan? tanya Yuval. Pada pertengahan tahun 2023, kata Yuval, AI belum terasa berpengaruh, tetapi sekarang ia semakin mengglobal dengan kecepatan diluar prediksi kita. AI itu akan membuat kita satu dunia, semakin dekat, semakin akrab, tetapi juga bisa semakin jauh semakin jadi musuh, lintas benua, lintas negara, lintas budaya, lintas agama. Maka bilamana anda mengekspose sesuatu hal ke dunia maya, eloklah pelan2, sedikit2, hati2 kata Yuval, sebab campur tangan AI sangat tidak bisa diprediksi. Apalagi tidak bisa dirancang AI yang bersifat lokal, AI yang hanya dapat dipakai untuk lingkungan tertentu saja. Tidak ada AI Indonesia saja atau AI Amerika saja. Ia mendunia. Maka hati2 melangkah, hati2 mengucapkan/menonton sesuatu di medsos katanya, AI akan bisa menjerumuskan anda. Demikianlah cerita AI sejauh yang saya tangkap dari kuliah Yuval Noah Harari, boleh jadi saya salah, keliru atau misunderstanding dalam memahaminya. Tetapi eloklah kita ber hati2 dengan kedatangan makhluk baru yang aneh tapi nyata. Adik2 generasi muda akan menghadapi dunia yang serba tak menentu, sulit diprediksi. Di zaman kalian nanti, bakal ada muncul entah makhluk2 jenis apa lagi, baik ia berbentuk fisik atau hanya di dunia maya. Covid 19 telah berlalu tetapi tak terduga kemunculannya dari China, Salsa Erwina tiba2 muncul dari Denmark, sekarang AI semakin merasuk ke dunia BAHASA…siapa sangka? Gadamer menyebut adanya Historical Consciousness dalam alam, kita orang Islam menyebutnya ada taqdir Allah……apakah AI sejenis Dajjal?
Kesimpulan. Apakah anda cemas? Bule yang hadir mendengarkan presentasi Yuval tersebut juga pada cemas/khawatir/scary kata mereka sambil ketawa. AI itu mirip kuda yang lepas dari kandangnya, melompat-lompat hingga tak terkendalikan oleh pemilik kuda. AI itu entah makhluk apa? Orang yang mengembangkan AI itu sendiri juga bingung. Bagaimana kesudahannya? AI, kata Yuval, bukan akan membuat dunia kiamat tetapi akan mengakhiri dominasi manusia. Wallahu a’lam.
Significance of Issue (Hikmah). Kita menjadi pengikut Asy’ariyah, Syafiiyyah, menjadi warga NU dan warga Muhammadiyah adalah berkat peran bahasa dalam sejarah. Ibarat baju, Asy’ariyah, Syafi’iyah, NU dan Muhammadiyah adalah baju2 jahitan masa lampau, baju yang telah dijahit, telah pernah dipakai orang2 terdahulu pada masanya, dan sekarang giliran kita pula yang memakainya. Kita sebagai umat selalu akan memakai baju2 tersebut sejauh ia berguna bagi kita. Masalahnya baju2 tersebut di masa lampau dibuat dengan bantuan BAHASA di masa AI belum lahir. Yang saya khawatirkan sekarang ialah AI bisa menerobos masuk lewat BAHASA sehingga model, ukuran, dan warna ‘baju2’ tersebut di atas akan dikacaukan oleh AI. AI boleh jadi akan ‘membujuk’ anda, memutar balikkan fakta, untuk keluar dari Asy’ariyah, dari Syafi’iyah, dari Muhammadiyah dan NU. Fakta2 kebenaran di masa lampau, kini telah menjadi BAHASA yang rentan diganggu oleh AI: dan AI bukan manusia yang takut diancam dengan penjara dan Neraka. Bagaimana menurut anda?
Demikianlah tulisan saya untuk Jum’at ini Bapak2/Ibuk2/Adik2 semuanya. Terimakasih sudah membaca. Anda boleh setuju atau tidak setuju, boleh mengeritik boleh berbeda pendapat dengan saya, itu malah akan lebih membuat tulisan ini akan semakin bagus. Mohon pamit, wassalam.