Oleh: Amhar Rasyid
Madiun, 5 Sept 2025
Ass. Bpk2/lbuk2/Adik2 dan semua Mahasiswa di mana saja berada.
Di tengah situasi keamanan negara kini yg nampak ‘panas’, demo di mana2, massa ngamuk di mana2, kami sempat mengadakan Reuni SLA di Gedung Ikagama UGM di Yogya tgl 30-31 Agustus kemaren. Bukan disengaja tetapi karena sudah terjadwal beberapa bulan sebelumnya. Reuni PHIN (Pendidikan Hakim Islam Nageri) bagaikan 1 Bpk 3 lbu: SGHA, PHIN, MAN l. Siapa Bapaknya? Ya Dept. Agama. Ibu saya adalah isteri kedua (PHIN), isteri tua sudah wafat tahun 1957 (SGHA), sedangkan isteri muda (MAN I Yogya)sekarang semakin banyak anak2nya. Berpoligamy itu sah bagi Dept. Agama karena di masa saya jadi siswa PHIN memang belum ada Undang2 No.1/1974. Itu kiasan polygami institusional pendidikan bukan polygami Homo Sapiens.
Bila Reuni artinya berkumpul kembali bersama, mengenang masa lampau bersama, namun yg dikenang itu juga termasuk pengalaman2 pahit dulu semasa sekolah. Yg menarik akan kita bahas dalam tulisan ini ialah konsep PENGALAMAN itu sendiri. Apa sesungguhnya PENGALAMAN? Bagaimana ia berdampak pada diri kita? Saya kira ini penting dan menarik untuk dikaji terutama bagi adik2 generasi muda, yg mana juga nanti akan mengadakan Reuni di masa2 tua tetapi mungkin di saat anggota2 DPR sudah tobat dari dansa2. Saya tidak terlalu hanyut akan menceritakan Reuni kami tetapi lebih kepada apa Hakikat yg terkandung dalam Reuni, sebab Reuni Sekolah anda mungkin akan lebih bermakna bagi anda: Reuni bagi saya adalah Cerita dalam Makna dan Makna yg Bercerita. Mari kita mulai.
Bercerita tentang Reuni Sekolah juga mirip bercerita tentang foto. Ia mengandung nostalgia yg sangat berarti terutama bagi yg mengalaminya. Di situ ada kisah kasih di sekolah, ada cerita masa2 belajar bersama dan masa2 sedih di saat datangnya berita duka. Reuni sekolah seakan mengingatkan kenangan lndah yg terkubur, saatnya merajut kembali tali persahabatan setelah terpencar ke berbagai belahan bumi….saat2 di mana yg masih hidup siap2 menunggu ajalnya masing2. Indah untuk dikenang, tapi tak bisa diulang.
Lebih jauh tentang Sejarah 3 lsteri. Mulanya sekolah kami bernama SGHA (Sekolah Guru Hakim Agama) milik Dept. Agama yg hanya ada 1 buah di Yogyakarta. (Ini ibarat isteri tua). Tahun 1957 ( di saat saya dilahirkan di Pekan Baru) SGHA berganti nama menjadi PHIN (Pendidikan Hakim Islam Negeri) hingga tahun 1978. PHIN inilah lbu kandung Saya. Anak2nya semua laki2 kecuali 1 cewek mendaftar di th 1977 setelah saya duduk di kelas lll. Siswa PHIN berasal dari utusan PGAN se lndonesia, dan saya mewakili PGAN 4th Payakumbuh. Diulangi PHIN itu memang ibarat isteri ke 2 tetapi sayang ia meninggal pula th 1978. Dan sejak 1978 hingga kini, Bapak kami telah menikah lagi, isteri muda ke 3 yg bernama MAN I Yogyakarta. Isteri muda inilah yg terus melahirkan anak cantik2 dan ganteng2 hingga kini di selatan kampus UGM, jl. Kaliurang dan istri muda ini siap melanjutkan semangat lsteri2 sebelumnya. Walaupun kami punya 3 ibu, namun kami tetap bersatu, giat menuntut ilmu, berbakti pada negara, dan aib bagi kami untuk korupsi, walaupun Bapak kami (Kemenag) tak sepi dari incaran KPK. Tapi sebenarnya Bapak kami (Kemenag) yg pernah korupsi itu Bapak anda juga kan? Jangan menepuk air di dulang!
Apa itu PHIN? PHIN adalah singkatan Pendidikan Hakim lslam Negeri, satu2nya sekolah pendidikan hakim lslam milik Dept. Agama khusus ditempatkan di Yogyakarta. PHIN adalah sekolah tingkat SLTA sebagai pergantian nama sebelumnya dari SGHA (Sekolah Guru Hakim Agama). Murid2nya umumnya, atas prrmintaan PHIN, berasal dari utusan PGAN 4th se lndonesia, minimal 2 orang, saya sendiri berasal dari utusan PGAN 4th (tamat 1974) di Payakumbuh, Sumbar. Selain teman2 dari Sumbar dan Jambi, ada juga siswa2 dari Jawa dan Madura, diantaranya teman saya satu kelas dg Mahfud MD, ada juga teman2 dari Lampung, Makasar, Sunda, Betawi, Lombok, dan lainnya. Kata Mahfud MD: semua cita2nya dulu semasa di bangku PHIN terkabul sudah sekarang: peran di dunia politik, hukum dan keamanan.
Siapa2 saja alumni PHIN dan MAN l yang hadir? Diantaranya Prof. Husni Rahim ( mantan Dirjen Bimas Islam), Prof. Ahmad Ghozali (mantan Dirjen Haji), Prof. Endang Soetari (mantan Rektor lAIN/UIN Bandung), Prof. Mahfud MD (mantan Menkopolhukam), dan banyak tokoh2 lainnya yang telah menyempatkan diri untuk hadir. Yg tak sempat hadir antara lain Prof. Andi Muawiyah Ramli (anggota DPR dari PKB), Prof. Zefrizal Nurdin (Guru Besar Hukum UNAND Padang), Merrywati TB, SH, MH (Hakim Tinggi di Bengkulu kata Google). Diantara alumni MAN l yg sempat hadir adalah Prof. Noorhaidi ( adik kelas saya di MAN I tetapi Rektor saya di UIN Yogyakarta sekarang) dan yg tak sempat hadir diantaranya Muhaimin lskandar. Banyak alumni PHIN yg berprofesi di luar hukum, misalnya Drh. Oon Furqon ( dokter hewan/alumni lPB), Ahmad Affandi (pejabat BNI), ada juga yg menjadi developer, pembina pesantren, wiraswasta dan dosen. Maaf tak sempat saya ingat semua walaupun telah disebutkan ketenaran mereka pada saat Reuni.
Cita2 ke depan sebagai buah dari ide2 para tokoh dan Talk Show dg 2 narasumber antara Prof. Mahfud MD dan Prof. Noorhaidi (Rektor UIN Yogya). MAN l Yogya sebagi penerus PHIN diharapkan oleh sesepuh PHIN dan semua alumninya agar ke depan mewujudkan: 1. Sebaiknya internal MAN I tetap mempunyai 1 jurusan hakim agar ciri khas primordialnya tetap survive. 2. Agar pelajaran bhs China / Mandarin diajarkan guna mengantisipasi pengaruh global China. 3. Akan diusakan trrwujudnya beberapa corner di dalam gedung MAN l untuk memamerkan karya2 tulis/buku2 alumni PHIN umumnya yg telah berhasil mengbdi di tengah masyarakat, misalnya Mahfud MD’s Corner, ini ide Noorhaidi dan langsung disambut positif oleh Mahfud agar Kepala Sekolah MAN l segera membentuk administratornya 4. Penyediaan bea siswa dan pengiriman alumni MAN l untuk belajar di luar negeri, misalnya ke Timur Tengah. 5. Para alumni PHIN diharapkan di seluruh pelosok tanah air juga mau menfasilitasi adik2nya alumni MAN l untuk punya akses berkarir di berbagai bidang publik (politik, ekonomi, hukum, dll). 5. Agar MAN l segera membuka Web situs resmi PHIN/MAN l Yogya. Ini cita2 bersama demi merajut silaturrahmi antara alumni PHIN dan MAN l.
Sekarang kita bicara soal Asmara. Siswa2 PHIN 100% cowok semua, No time for Love, hanya 1 cewek mulai masuk kelas l PHIN tahun 1977 di saat saya sudah kelas 3 yang bernama Merrywati dari Bengkulu tersebut di atas dan kabarnya sekarang ada yg menyebut bahwa dia menjabat Kepala Pengadilan Tinggi Aceh, sayangnya dia tidak sempat hadir pada Reuni kemaren. Namun setelah PHIN berobah menjadi MAN l th 1978 tentu telah banyak siswi2 cantik dan saya sudah kuliah di Mesir. Apakah ada kisah asmara antara siswa siswi MAN l? Tentu saja ada. Walaupun saya sudah di negeri Fir’aun saya sempat mendengar ada pasangan sejoli yg berinisial Y ( cowok) sekarang tinggal di Banyuwangi dan H (cewek) sekarang tinggal di Jakarta, tetapi waktu Reuni kemaren hanya si cowok yg sempat hadir…kasihan deh…dak sempat melirik sang mantannya. Kok pak Amhar tahu ceritanya? Itu RHS….kiat mengorek berita.
Kesimpulan. Reuni sekolah kami mirip juga dengan Reuni sekolah2 anda umumnya. Kita sama2 mengenang masa lalu, tetapi kenangan kita tak akan sempat dirasakan oleh orang lain. Kenangan kita akan cepat mati bersama matinya kita. Anak2 cucu tak akan mampu mengenang apa2 yg kita kenang dalam Reuni kita. Sebagaimana kita juga tak mampu mengenang pengalaman hidup kakek/ nenek/ mbah kita. Jadi Reuni itu bagaikan foto kenangan: indah dikenang dikala usia kita berangsur senja dan akhirnya foto itupun pudar. Tetapi apa hakekat PENGALAMAN?
Significance of lssue ( Hikmah). Kata Hegel, Pengalaman (Erlebnis) mengandung unsur ‘pembalikan’. Apa maksudnya? Ibarat tikar pandan yg kita bentangkan di atas lantai, pengalaman memiliki sifat ‘berbalik’, menggulung sendiri ujungnya. Apa2 yg telah kita alami selalu ingin mengulang kembali, kita ingin agar lebih baik dari semula, tetapi jika diulangi akan tetap saja kita tak akan puas hasilnya. Pengalaman kurang sukses dalam hidup tentu tidak ingin anak2 kita mengalaminya pula, tetapi ia akan tetap saja akan terulang ( berbalik). Kita selalu tidak puas walaupun sudah dibisikkan ke kuping anak. Soekarno sukses, tapi anak2nya? Jokowi ingin pula anaknya agar lebih sukses darinya..tapi tentu kurang puas. Anda demikian pula terhadap anak2 anda sendiri. Itulah sifat hakiki PENGALAMAN…maka eloklah kita gembira saja di saat Reuni….toh kawan2 yg sukses di pentas publik akan punya sifat Erlebnis yg sama dg kita.
Demikianlah tulisan saya pembaca semua, terimakasih telah membaca. Mohon maaf bila ada kata2 yg salah. Wassalam, pamit, Amhar Rasyid, Jambi.