Kerinci, 26 Juni 2025 — Ribuan warga dari tiga desa di Kecamatan Air Hangat, Kabupaten Kerinci — yakni Desa Sawahan Jaya, Air Tenang, dan Koto Baru — memadati aliran Sungai Batang Merao untuk mengikuti tradisi Mandi Balimau, sebuah ritual sakral warisan leluhur yang hingga kini masih terus dilestarikan.
Tradisi Mandi Balimau ini merupakan bagian dari rangkaian besar Kenduri Sko, upacara adat istimewa yang hanya digelar sekali dalam lima tahun. Dalam pelaksanaannya, masyarakat dari berbagai kalangan berjalan bersama menuju sungai, lalu melewati sebuah panggung khusus. Di atas panggung tersebut, para pemangku adat menyiramkan air perasan jeruk limau ke arah peserta, sebagai simbol penyucian diri secara lahir dan batin.
Menurut Ketua Adat, Mandi Balimau memiliki makna yang jauh lebih mendalam dibanding sekadar ritual adat. “Mandi Balimau bukan hanya ritual penyucian diri, tetapi juga mempererat persatuan masyarakat dan diharapkan membawa kesembuhan dari penyakit,” ujarnya.
Antusiasme warga terlihat begitu tinggi. Salah satu peserta, mengaku bangga dapat ambil bagian dalam tradisi ini.“Saya merasa bangga dan senang tradisi ini terus dilestarikan. Jangan sampai punah dimakan zaman,” tuturnya.
Mandi Balimau tidak hanya kaya akan simbolisme, tetapi juga menyimpan nilai-nilai spiritual dan sosial yang luhur. Secara spiritual, prosesi ini melambangkan penyucian diri untuk menyambut masa hidup yang baru dengan hati yang bersih. Sedangkan secara sosial, kegiatan ini menjadi ajang kebersamaan yang menyatukan masyarakat tanpa memandang usia maupun status sosial.
Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman yang cepat, pelestarian tradisi seperti Mandi Balimau menjadi sangat penting. Tak hanya sebagai identitas budaya masyarakat Kerinci, tapi juga sebagai bagian dari kekayaan budaya Nusantara yang patut dijaga. Pemerintah desa bersama tokoh adat berharap agar tradisi ini terus dijaga, dirawat, dan diwariskan kepada generasi muda agar tidak hilang ditelan zaman.