Tujuan Utama Puasa: Melatih Kesadaran dan Memperkuat Kedekatan Sesama

Oleh: Agus setiyono
(Sek. PW Muhammadiyah Jambi)

Puasa, sebuah ritual spiritual yang dipraktikkan dalam berbagai agama, memiliki tujuan yang melampaui sekadar menahan lapar dan haus. Di balik menahan diri dari hawa nafsu, terdapat esensi mulia yang menuntun manusia menuju kesempurnaan diri dan kedekatan dengan sesama.

Rasulullah SAW, Bersabda:
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan dahaganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Puasa adalah perisai; maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor dan janganlah bertengkar. Dan jika seseorang mengajaknya bertengkar atau mencaci-makinya, maka hendaklah ia berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih diri untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. Dengan merasakan sendiri rasa lapar dan dahaga, kita didorong untuk lebih berempati dan membantu mereka yang kurang beruntung.

Ketika kita merasakan kesulitan dalam menahan hawa nafsu, kita belajar untuk lebih memahami penderitaan orang lain. Rasa empati ini mendorong kita untuk menjadi lebih dermawan dan membantu mereka yang membutuhkan.

Puasa bukan hanya ibadah individual, tetapi juga momen untuk memperkuat hubungan dengan sesama. Kita diajarkan untuk berbagi makanan dan kebahagiaan dengan orang lain, membangun rasa persaudaraan dan komunitas yang kuat.

Puasa membantu kita untuk mendidik nafsu dan mengendalikan diri dari hawa nafsu yang negatif. Dengan menahan lapar dan haus, kita belajar untuk lebih disiplin dan sabar dalam menghadapi berbagai godaan.

Puasa menjadi momen untuk melakukan introspeksi diri, merenungkan kelemahan dan kekurangan diri. Dengan memahami diri sendiri dengan lebih baik, kita dapat berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Melalui puasa, kita didorong untuk menjadi pribadi yang lebih bertakwa, penuh empati, dan peduli terhadap sesama. Dengan mendidik nafsu dan memperkuat diri, kita melangkah menuju kesempurnaan diri dan kedekatan dengan Allah SWT.
Wallahu a’lam bishawab

*Silakan Share