Mengatasi Perselisihan dalam Keragaman

Oleh : Agus Setiyono (Sekjen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jambi)

Dalam dinamika sebuah organisasi, permasalahan yang terjadi seringkali terasa seperti tak kunjung usai. Salah satu isu yang paling meruncing adalah ketidaksepahaman dan perselisihan pendapat di antara anggota organisasi. Fenomena ini semakin diperparah oleh keberagaman latar belakang individu yang bergabung dalam satu entitas. Meski memiliki potensi yang melimpah, masalah ini sering membuat organisasi terkesan bergerak di tempat.

Salah satu akar permasalahan yang paling umum adalah perbedaan pendekatan dalam menyikapi situasi. Terkadang, individu dengan latar belakang yang berbeda-beda memiliki sudut pandang yang kontras terhadap isu tertentu. Perselisihan pendapat yang timbul dapat melahirkan konflik yang cukup serius, bahkan menciptakan oknum-oknum yang ingin mendominasi keputusan. Di sisi lain, ada juga anggota yang apatis terhadap kontribusi aktif, menyebabkan keterlibatan organisasi menjadi kurang efektif.

Ketika perselisihan dan perbedaan pendapat ini terus berlanjut, organisasi pun cenderung stagnan. Keputusan sulit diambil, proyek-proyek penting terhambat, dan energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan malah terbuang percuma. Oleh karena itu, langkah yang harus diambil adalah mengatasi masalah ini dengan serius dan tegas.

Salah satu solusi adalah membangun kesadaran kolektif di antara seluruh anggota organisasi. Kesadaran ini mencakup pemahaman tentang pentingnya kerjasama, apresiasi terhadap keberagaman, dan pengakuan atas hak dan pendapat setiap individu. Dengan menghargai perbedaan, organisasi dapat menciptakan ruang bagi diskusi yang konstruktif tanpa perlu takut akan konflik.

Selanjutnya, pembentukan tim yang efektif juga menjadi langkah penting dalam menangani masalah ini. Tim yang terdiri dari anggota dengan keahlian dan latar belakang yang beragam dapat memberikan berbagai perspektif yang kaya. Melalui kolaborasi yang baik, masalah-masalah kompleks dapat diselesaikan dengan lebih baik.

Selain itu, penerapan kepemimpinan yang inklusif dan transparan juga perlu diperhatikan. Seorang pemimpin yang mampu mendengarkan dan mendorong partisipasi aktif dari seluruh anggota dapat membantu meredakan konflik dan membangun suasana harmonis dalam organisasi.

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, kemampuan organisasi untuk eksis dan bermanfaat sangat tergantung pada bagaimana masalah-masalah internal diatasi. Meskipun tantangan tak selalu mudah, dengan kesadaran, kerjasama, dan kepemimpinan yang tepat, organisasi dapat melangkah maju dengan lebih mantap. Dengan begitu, tak ada masalah yang benar-benar tak berpenghujung jika dikelola dengan baik.

*Silakan Share