Jadilah Pemilih Cerdas, Agar Hidup Kita Berkualitas

Oleh: Nur Kholik*

Pemilu adalah sebuah keniscayaan bagi suatu negara yang menganut sistem demokrasi, sedangkan pemilih adalah pemegang saham mayoritas dalam sebuah ajang pesta demokraai. Melalui partisipasi mereka yang hanya beberapa detik saja di balik bilik suara, mereka memiliki otoritas untuk memilih pemimpin dan membuat keputusan yang menentukan arah dan kebijakan negara.

Oleh karena itu, pendidikan politik yang inklusif harus menjadi prioritas bagi masyarakat, kampus dan sekolah. Masyarakat  perlu memahami bagaimana sistem politik berfungsi, bagaimana undang-undang dibuat, dan apa peran kita sebagai warga negara dalam proses ini. Tanpa pemahaman ini, kita seperti berlayar di laut yang luas tanpa kompas dalam dunia politik yang kompleks.

Era digital membawa tantangan baru, termasuk pengaruh media sosial. Pemilih harus waspada terhadap manipulasi informasi, berita hoax, ujaran kebencian, isu sara, isu politik identitas, dan berpikir kritis tentang informasi yang mereka konsumsi. Menerima informasi dari berbagai sumber tepercaya adalah kunci untuk membuat keputusan yang terkonfirmasi.

Media massa memiliki kekuatan besar dalam membentuk pandangan pemilih. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam memilih sumber berita yang dapat dipercaya dan mencari informasi dari berbagai perspektif.

Partai politik memiliki tanggung jawab besar yang harus diperankan dalam mendidik pemilih tentang demokrasi, peran politisi di parlemen, dan isu-isu politik aktual lainnya. Mereka harus memberikan informasi yang jujur dan tidak memanipulasi pemilih hanya untuk kepentingan kelompoknya saja.

Sebelum memberikan suara, pemilih harus memahami visi, misi, program, dan rekam jejak calon. Informasi ini dapat diperoleh melalui paparan calon saat kampanye, debat kandidat, diskusi, spanduk, atau pamflet. Mungkin ini memerlukan waktu dan perenungan mendalam untuk mengambil kesimpulan sebelum datang ke TPS, tetapi ini adalah investasi untuk masa depan kita.

Ketika pemilih hanya memilih berdasarkan emosi, popularitas, atau iming-iming imbalan, negara kita mungkin berakhir dalam tangan pemimpin yang tidak kompeten atau tidak bermoral.

Keputusan kita hari ini dalam menentukan pilihan akan berpengaruh pada arah kebijakan negara dan nasib rakyat kita selama lima tahun ke depan atau bahkan lebih.

Akhirnya, kita tidak bisa mengabaikan pentingnya pendidikan politik yang memberikan pemahaman mendalam tentang partisipasi “pemilih cerdas” dalam kontestasi elektoral. Dengan pemilih yang cerdas, kita dapat membentuk pemerintahan yang mewakili kepentingan rakyat untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang yang berkualitas dalam masyarakat yang demokratis dan berkeadilan.

Jadilah pemilih cerdas, agar hidup kita berkualitas.


*Penulis adalah Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik

*Silakan Share