Sungai Penuh – IDEAA.ID || Penumpukan sampah yang mengakibatkan bau tak sedap dan mencemari lingkungan menjadi sorotan publik. Sampah yang berserakan di beberapa titik di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci ini viral di beberapa media, sehingga memicu keresahan masyarakat. Menanggapi hal ini , HIMSAK melalui Presiden terpilih dalam keterangannya menyayangkan lambatnya penanganan terkait Permasalahan sampah ini.
“Betul yang dikatakan Pj Bupati Kerinci bahwa kerinci adalah branding wisata Provinsi Jambi, tetapi HIMSAK sangat menyayangkan lambannya penanganan dan minimnya solusi yang diketengahkan untuk mengatasi permasalahan sampah yang sudah terlanjur menumpuk di beberapa titik, sehingga mencemari lingkungan serta menimbulkan pemandangan tidak sedap.” ujar Egil Pratama, Formatur Himpunan Mahasiswa Sakti Alam Kerinci.
Diketahui, jauh sebelum viralnya tumpukan sampah, Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh sudah bersepakat dan menandatangani secara bersama MoU Pembangunan TPA Regional dengan Gubernur Jambi.”Pembangunan TPA ini harus segera dilaksanakan karena merupakan hal yang urgent. Dengan memiliki TPA, kita dapat mengelola sampah tersebut untuk diolah menjadi berbagai kebutuhan lainnya, seperti pupuk, dan dapat menjadi tambahan pendapatan untuk Kabupaten Kerinci,” ungkap Al Haris, Gubernur Jambi usai Penandatanganan MoU TPA Regional pada Sabtu (16/03/2024).
Terkait Hal itu, Egil selaku Presiden HIMSAK yang baru saja terpilih mengapresiasi Wacana Pembangunan TPA Regional yang telah lama bergulir, namun dirinya juga sangat menyayangkan wacana pembangunan tersebut belum juga terealisasi. “HIMSAK berkomitmen mengawal terwujudnya ikon pariwisata Provinsi Jambi yang bersih dan terkelola dengan baik.
Sekaligus mendesak stakeholder terkait, dalam hal ini Pemkab Kerinci, Pemkot Sungai Penuh dan Pemprov Jambi untuk segera merealisasikan wacana pembangunan TPA Regional. Ini bukan hanya soal sampah yang berserakan, tetapi juga potensi kerusakan lingkungan jangka panjang. Permasalahan sampah yang berlarut ini tidak bisa dibiarkan.” Egil, Presiden HIMSAK.