Sedekah yang Menghidupkan Harapan: Kiprah Lazismu Jelutung di Tengah Umat

Oleh: Agus Setiyono*)

Jum’at siang, 3 September 2025, Kantor Layanan Lazismu Jelutung kembali bergerak dengan denyut kepedulian yang tak pernah padam. Seratus paket sembako dengan beragam isi tersusun rapi, siap dibagikan kepada para penerima manfaat di Komplek Masjid Taqwa 3.

Meski udara siang itu cukup menyengat, panas seolah terabaikan oleh rasa harap yang mengkristal di hati mereka yang menunggu. Setiap paket sembako yang diterima ibarat penawar dahaga, menghadirkan kesejukan batin yang jauh lebih kuat dari teriknya matahari.

Wajah-wajah jamaah tampak sumringah. Senyum itu bukan lahir karena dipaksa, melainkan tumbuh dari rasa lega—bahwa di tengah beratnya kehidupan, masih ada tangan yang terulur dengan penuh kasih. Bagi mereka, paket itu bukan sekadar beras, minyak, atau kebutuhan pokok lainnya. Ia adalah simbol persaudaraan, tanda bahwa iman dan kemanusiaan masih terjaga.

Donatur yang Menghidupkan Doa

Di balik semua ini berdirilah para donatur yang tak pernah lelah memberi. Mereka telah memahami, menyalurkan sebagian harta bukanlah pengurangan, melainkan keberkahan yang berlipat ganda. Firman Allah mengingatkan kita:

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai; pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki.”
(QS. Al-Baqarah: 261).

Kesadaran inilah yang membuat sedekah bukan sekadar kewajiban, tetapi kebutuhan jiwa. Memberi bukan hanya menolong orang lain, tetapi juga menumbuhkan kelapangan hati bagi yang memberi.

Lazismu, Jembatan Kebaikan

Lazismu hadir sebagai solusi—sebagai jembatan antara keikhlasan donatur dan kebutuhan mustahik. Kantor Layanan Lazismu Jelutung, yang bernaung di Masjid Taqwa 3 bersama PCM Jelutung, selalu bergerak solid menggerakkan roda filantropi Muhammadiyah. Mereka bukan hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga menanamkan nilai: bahwa berbagi adalah jalan menuju kesejahteraan bersama.

Filantropi Muhammadiyah melalui Lazismu tidak berhenti pada distribusi sembako. Ia adalah bagian dari ikhtiar besar membangun peradaban, di mana kebaikan menjadi fondasi, dan kepedulian menjadi energi penggerak. Setiap kegiatan berbagi adalah investasi sosial yang menumbuhkan solidaritas umat dan memperkuat sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Pesan di Tengah Zaman

Di tengah arus zaman yang kerap ditandai dengan materialisme dan individualisme, kiprah Lazismu Jelutung adalah pengingat bahwa kebahagiaan sejati justru lahir ketika kita mampu menghadirkan senyum di wajah orang lain.

Sebab, pada akhirnya, memberi bukanlah soal berapa banyak yang keluar dari genggaman, melainkan seberapa besar arti yang tertanam di hati penerima.
Wallahu a’lam bish shawab.

*) Pegiat dakwah Online Jambi

*Silakan Share