Ideaa.id Muaro Jambi – Candi di Muaro Jambi memiliki nilai sejarah dan spiritual yang terkenal hingga ke Mancanegara.
Bangunan kuno yang dijadikan sebagai kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) ini, kerap digunakan umat Buddha untuk memperingati Hari Raya Waisak.
Seperti pasa Minggu 18 Mei 2025. Sedikitnya ada 21 vihara dari Provinsi Jambi. Para peserta menjalani serangkaian ritual suci seperti pradaksina, pembacaan paritta suci, serta meditasi bersama di halaman terbuka candi.
Ketua Perkumpulan Umat Buddha Jambi, Rudy Zhang, mengungkapkan bahwa Muaro Jambi bukan sekadar situs bersejarah, melainkan merupakan pusat pendidikan Buddha yang sangat terkenal di masanya.
“Tepat seribu tahun lalu, di kawasan seluas 3.981 hektare ini berdiri kampus besar yang terkenal hingga ke India, Tiongkok, dan berbagai negara lainnya,” ujarnya di hadapan ribuan umat.
Ia menjelaskan, jauh sebelum Universitas Oxford berdiri, pada tahun 672 M, seorang pendeta Tiongkok bernama Itsing mencatat kekagumannya terhadap pusat pembelajaran di Suvarnadwipa (Sumatera), yang merujuk pada Muaro Jambi.
“Itsing bahkan menyatakan, sebelum menuntut ilmu ke India, harus belajar terlebih dahulu di Suvarnadwipa,” kata Rudy.
Rudy juga menyoroti sosok Atisha Dipankara Srijnana, guru besar yang datang ke Suvarnadwipa pada tahun 1012 untuk menimba ilmu dari Serlingpa Dharmakirti, salah satu guru besar di kawasan itu.
“Atisha belajar selama 12 tahun di sini, dan setelah kembali ke India, ia diangkat sebagai kepala Vihara Vikramasilla, yang kini berada di Bangladesh.”
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa saat ajaran Buddha mulai meredup di Tibet, seorang raja dari negeri tersebut mengundang Atisha untuk menghidupkan kembali ajaran Buddhadharma.
“Atisha adalah lulusan luar negeri pada zamannya, lulusan kampus Muarojambi, yang tidak hanya mengajarkan Buddhadharma, tapi juga filsafat dan kebijaksanaan hidup,” jelas Rudy.
Ajaran yang ia bawa masih hidup hingga kini, khususnya di wilayah Himalaya. “Hari ini masih ada ajaran luhur dari Suvarnadwipa yang dikenal dengan ‘Terima Kasih’, suatu filosofi yang sangat mendalam dan unik,” pungkasnya.
Muaro Jambi bukan hanya warisan arkeologi, namun juga simbol kejayaan intelektual dan spiritual Nusantara yang diakui dunia internasional.