Perayaan Kemerdekaan: Nasionalisme atau Hedonisme?

Oleh : Nur Kholik
(Ketua LHKP PW. Muhammadiyah Jambi)

Setiap tahun, bangsa Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaannya dengan penuh semangat dan kegembiraan. Namun, perayaan yang semestinya menjadi momen untuk mengingat dan menghidupkan kembali nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme, dan persatuan, seringkali tergelincir ke arah yang tidak sesuai dengan semangat sejati perjuangan para pahlawan.

Perayaan yang semestinya penuh makna dan mendalam sering kali diwarnai oleh aspek-aspek yang lebih fana. Melalui artikel singkat ini, saya ingin mendiskusikan bagaimana seharusnya perayaan HUT RI dapat dilaksanakan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai positif.

Para pahlawan bangsa kita pernah menghadapi masa-masa sulit dalam merebut kemerdekaan. Mereka berjuang di medan-medan yang penuh dengan tantangan, kelaparan, dan bahaya. Namun, sayangnya, semangat dan pengorbanan mereka seringkali terlihat jauh dari pesta perayaan kemerdekaan yang kini kita saksikan.

Para pejuang kala itu tidaklah mengenakan stelan jas dan dasi. Mereka lebih fokus pada tujuan mulia untuk membebaskan tanah air dari belenggu penjajahan. Kemeriahan dengan gaya busana modern saat ini terasa sangat kontras dengan jejak perjuangan sejati mereka. Terasa terlalu menonjolkan nilia-nilia hedonism. Bahkan, tidak jarang menonjolkan perbedaan Si kaya dan Si Miskin. Para pejabat berlomba menonjolkan pakaian dan kendaraan mewah.

Di tambah lagi, perayaan HUT Kemerdekaan sering kali diiringi oleh konser musik mewah dan persembahan-persembahan seni lainnya. Meskipun hiburan adalah bagian penting dalam merayakan suatu peristiwa, harus ada keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab sosial.

Jumlah uang yang dihabiskan untuk konser musik yang megah bisa jadi cukup untuk membiayai pendidikan, kesehatan, atau mendukung masyarakat miskin di daerah terpencil. Prioritas harus ditempatkan pada penggunaan dana yang bijaksana untuk memenuhi kebutuhan mendasar rakyat.

HUT RI harusnya menjadi ajang yang tepat untuk menghidupkan kembali nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, dan semangat bela negara. Perayaan ini seharusnya menjadi momentum untuk membangun kesadaran akan arti penting kemerdekaan dan pengorbanan para pahlawan. Saat ini, kita perlu merenung apakah kita telah berhasil menanamkan nilai-nilai tersebut dalam diri generasi muda, ataukah semuanya semakin memudar seiring berjalannya waktu.

Perlombaan permainan rakyat yang diadakan dalam rangka perayaan juga harus pula membangkitkan nilai-nilai positif seperti persatuan, kerja sama, dan patriotisme. Perlombaan semacam ini bisa menjadi ajang yang memperkuat tali persaudaraan dan memupuk semangat gotong royong di tengah masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakt, pemerintah dan penyelenggara untuk memilih jenis perlombaan yang sesuai dengan semangat sejati perjuangan bangsa.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengarahkan arah perayaan HUT RI. Dalam memilih dan mendukung acara-acara yang diadakan, masyarakat harus senantiasa mengutamakan nilai-nilai yang berlandaskan semangat kepahlawanan dan cinta tanah air.

Selain itu, pemerintah juga memiliki tanggung jawab besar untuk mengalokasikan dana secara bijaksana dalam rangka perayaan. Dana yang dihabiskan seharusnya memberikan manfaat jangka panjang dan relevan bagi perkembangan bangsa.

Perayaan HUT Kemerdekaan adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang telah membentuk identitas bangsa. Kemeriahan yang berlebihan dan seringkali menyimpang dari esensi perjuangan harus ditekan.

Akhirnya, kita semua perlu menjadikan perayaan HUT RI sebagai kesempatan untuk membentuk generasi penerus yang bersemangat dan cinta tanah air serta siap mempertahankan kemerdekaan dan nilai-nilai luhur yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan. Semangat ini adalah amanat suci yang harus terus dijaga agar tidak pernah pudar oleh gemerlap kemeriahan yang sementara.

*Silakan Share