MENGHADAPI KERUNTUHAN ATOM

JAMBI – IDEAA.ID || Oleh: Ahmad Rasyid, Jum’at 12 Januari 2024 Gembiralah dalam hidup! Saya juga harus bergembira, meskipun saya KAGET tatkala seorang guru besar filsafat bicara bahwa meja kayu di depan saya sebenarnya kini sedang bergerak (rontok) atom2nya, ia tak kelihatan, tak disadari. Waduh…kalau begitu atom gigi juga ikut rontok? Pipi keriput, lutut mulai sakit, baju mulai sobek, mobil di garasi berangsur keropos, karatan, isteri berangsur menua (bukan menDua), bahkan atom rekening juga bergerak menipis. Semua tak bisa distop. tak bisa diabadikan/dilanggengkan. Jadi, kalau begitu..apa yang bakal tersisa? Mari kita diskusikan agak 3 alenia + 5 lagi biar puas. Mohon kesediaan waktunya buat baca2, semoga anda senang dan ada hikmahnya. Tentu di antara pembaca ada yang lebih paham dari pada saya soal atom2, hanya saja saya sempat menuliskannya, meski pemikiran kita tentang atom sama2 bakal rontok juga.

Democritos Pratamaios (sekitar 460 SM-370 SM) filosuf Yunani kuno telah mengatakan bahwa atom adalah blok penyusun materi terkecil, semua jenis materi dan selalu tak dapat dihancurkan. Atom, katanya, memiliki jumlah dan jenis tak terbatas dalam bentuk dan ukuran yang tidak sama. Atom memiliki kekosongan dan ruang hampa yang memisahkan antar atom. Dalam ruang kosong itu, atom bisa saling bertabrakan, saling tolak menolak, dan saling terkait. Democritos bicara atom, kata orang, bukan dengan penyelidikan ilmiah tetapi hanya berdasarkan konsep ilmiah saja. Di belakang hari banyak ilmuwan yang meneruskan meneliti atom: Thomson,John Dalton, Rutherford, Niels Bohr, dll.

Kita di sini tak akan membahas fisika semacam itu, biarlah para fisikawan yang menggelutinya. Tapi kita kan perlu tahu pengetahuan semacam itu, sebab rumah yang sedang anda huni sekarang, atom2nya terus bergerak. Hotel, masjid,gereja, kelenteng, sekolah, kantor sedang bergerak roboh (atom2nya). Anda sekarang di dalamnya? Tak usah melihat pula ke atas, tak usah cemas, ia bakal lama bertahan. Tetapi jangan terlalu ngebut di jalan tol/jalan raya, sebab atom2 karet ban mobil anda sedang bergerak rontok. Tenang sajalah duduk di pesawat, walaupun atom body pesawat anda sedang bergerak rontok di udara. Nikmati saja makan dan minum, meski atom usus perut anda sedang rontok2. Piramid di Mesir juga bergerak roboh. Candi Borobudur juga bakal ikut roboh, atom2nya bergerak terus.

Anak muda, nikmati aja dunia asmara kalian kini, meski atom cinta kalian sedang rontok2. Yang sedang main HP, gesek terus layarnya, meski gerak atom kacanya lagi menuju rontok2. Semua lagi rontok2, lantas bagaimana caranya lagi? Itu kan cara pandang realist, saya juga punya cara pandang religious-filosofis tetapi bukan gaya ustad berdakwah. Pandangan Democritos yang materialis filosofis saya geser sedikit ke ranah religious discourse demi menyadarkan atas perobahan.

Ya, bermula dengan ayat ‘Kullu man ‘alayha faanin, wa yabqa wajhu Rabbik’ (Semua yang ada dalam alam ini fana (berobah/rontok2), yang kekal abadi hanyalah Zat TuhanMu). kata Q. S. Al-Rahman ayat 26-27. Artinya, selain Tuhan mengalami perobahan abadi karena atom2 bergerak. Panta Rei kata filosuf Yunani. Dari segi sejarah, umur Democritos jelas lebih tua dari masa turun ayat di atas, kalau begitu nampaknya ada ‘KEBENARAN’ dalam sifat alam yang diulangi terus agar manusia sadar. Ada atom yang bergerak. Si Yunani tua itu bicara atom, al-Qur’an bicara perobahan, dan kita sedang mengalami kerontokan atom dalam ketidak sadaran. Di situ ada kesamaan. Tahun silih berganti, perubahan tetap terjadi. Dahulu ada daratan (kata TOEFL) antara Benua Asia dan Amerika yang tersambung sehingga memungkinkan species kuda menyeberang di zaman batu Paleolitikum. Sekarang daratan tersebut telah putus dan dinamai Selat Bering. Gunung2 dalam al-Qur’an disebut bergerak, dan temuan mutakhir sains memperkuat ayat al-Qur’an tersebut. Ya, atom2 terus bergerak.

Teman2 kita yang sudah duluan sakit akhirnya meninggal, menurut sains, karena dia kalah menghadapi kerontokan akibat gerak atom dalam tubuhnya pada organ2 vital (ginjal, pancreas, liver, paru, cardiac, dll). Dengan rendah hati izinkan saya bertanya, mungkinkah atom2 dalam tubuh Lukas Enembe (mantan Gubernur Papua) dan alm. Sutan Batugana (politikus Partai Demokrat) nampaknya cepat rontok? Seandainya tidak menderita batin karena ditahan oleh KPK mungkinkah atom2 dalam dirinya agak lambat rontok? Dua contoh tersebut membuat kita berpikir, apakah memang ajal mereka hingga di situ, bagaimana kalau Enembe masih jaya menjabat gubernur Papua, mungkinkah atom2 tubuhnya akan lambat rontok? Kalau begitu apakah ada hubungan antara gerak cepat atom dalam tubuh dengan cepat ajal? Entahlah, yang penting anda dan saya hindarilah menderita ‘tekanan perasaan’ (emotional stress), usahakan atom2 lambat geraknya. Hati-hati dengan Post Power Syndrome agar jangan berdampak negatif atas keruntuhan atom2 dalam fisik anda. Solusinya? Kata al-Qur’an zikir menenangkan hati, artinya zikir menenangkan kemungkinan gerak ekstrim atom2 dalam tubuh kita.

Lebih jauh, selain dua contoh empirik tersebut, sejauh terkait ayat al-Qur’an dan ajaran Democritos, ada dua contoh yang saya agak keberatan membicarakannya di sini. Takut? Pertama, semboyan NKRI harga mati. Kedua, ayat Surah al-Rahman di atas tentang perobahan abadi, apakah alam akhirat juga ikut berobah? Dua pertanyaan itu agak berat saya untuk membicarakannya. Anda bisa bantu saya? Kita kan tidak hidup di zaman Orde Baru lagi, bisa bicara agak lebih ilmiah. Semboyan NKRI di atas menolak sifat perobahan alam, menolak atom rontok2. Tujuannya untuk mengikat kita agar bersatu dari Sabang sampai Merauke. Sementara ayat di atas? Ada ayat mengatakan tiada yang abadi, tetapi ada pula ayat2 lain mengatakan ada yang abadi..yang kekal abadi itu hanyalah zat Allah. Quraish Shihab menjelaskan bahwa ‘kekal’ (abadi) akhirat berbeda dengan ‘kekal’ zat Allah. Kekal akhirat artinya lama sekali lepas dari hitungan waktu. Sorga memang kekal, kata Quraish Shihab tetapi sorga tempat asal turunnya Adam a.s bukanlah sorga pasca kiamat (destinasi akhir). Sorga tempat pra keberangkatan Adam a.s bukan itu tempat yang dijanjikan Tuhan. Demikian pula neraka. Neraka, bagi sebagian ulama katanya, bakal habis (karena Allah Maha Penyayang) dan para penghuni neraka yang tidak kunjung habis disiksa, yang tidak bisa masuk sorga, akan dibuang, Pokoknya tiada yang abadi menyamai Zat Allah. demikian penjelasan Quraish Shihab yang mengarang Tafsir al-Qur’an bernama al-Misbah..ahh sudahlah tak perlu dibahas lagi…takut..ntar heboh (gegeran kata orang Jawa). Mengingat Fikih Informasi produk Muhammadiyah juga mengajarkan azas kepatutan bahwa tidak semua ‘pengetahuan yang benar’ mesti dibicarakan katanya. Ya sudah!

Jadi bagaimana lagi? Calon Pres dan Wapres yang sedang anda puji2 sekarang, bila dilihat dari gerak atom dan pernyataan ayat al-Qur’an di atas, suatu saat nanti akan kurang anda senangi. Anda bakal kritik mereka tentang omongannya, cara kerjanya, gayanya..entah apa lagi. Kalau anda gigih/ngotot mengatakan ‘Ah gak lah, kami bakal tetap setia mengidolakannya’. Ok kita lihat nanti ya. Pepatah Arab juga mengatakan ‘Summiyal qalbu li taqallu bihi, wa summiyal insanu li nisyanihi (Dinamai qalbu karena sifat bolak baliknya, dan dinamai insan, karena sifat pelupanya). Memang begitulah qalbu (hati/bolak balik), bisa I love you kemudian berobah I hate you. Demikian pula kata ‘insan’ memang sering pelupa manusia ini, habis Pemilu bakal lupa dengan fans nya. Rasa setia yang mengebu-gebu sekarang pada calon2 pilihan anda, nanti atom2 setia itu akan rontok. Atom2 itu ada dalam perasaan anda. Ia bergerak terus, tidak stabil.

Maka sekarang ada pernyataan lain Richard Rorty yang lebih bijak untuk dipikirkan. ‘Bukan konsep korespondensi atom itu yang perlu dipikirkan kata Rorty, melainkan tahu aspek kegunaannya. Artinya bukan bentuk/model atom itu sendiri yang perlu dipikirkan tetapi aspek reflektif (pemikiran) di balik dunia atom. Itu yang lebih penting kata filosuf modern Amerika tersebut. Apa aspek reflektifnya? Bila dilihat dari gerak atom, untuk bergerak ia memerlukan gerak atom2 lain (tetangganya). Kekuatan gerak terjadi dalam keberlainan kualitas dan kuantitas atom. Bercermin pada gerak atom, maka kehidupan sosial kita sehari-hari agar bisa dinamis dan energik, memang memerlukan gerak orang lain dalam kehidupan yang pluralistis. Contoh, pada hari raya Iedul Fitri pasar-pasar dan jalan pada sepi, toko orang2 keturunan Tiong Hoa sepi pula atau tutup. Demikian pula pada hari raya Imlek (Cina) toko2nya pada tutup, keturunan Melayu susah membeli berbagai kebutuhan. Artinya dunia atom yang saling tarik menarik samanya menjadi cermin kehidupan kita, betapa indahnya hidup dalam kebersamaan. Namun kebersamaan masih pada ‘kulit luar’, yang jauh lebih penting (isi dalam): apa isi dari kebersamaan tersebut? Isinya: damai, saling menghargai, indah bersama, sehilir semudik, anti perbedaan, hidup rukun. Soal keyakinan simpan masing2, beribadatlah sesuai dengan iman di dada, taat pada agama masing2. Hidup yang indah itu bagai lonjakan tarik menarik dunia atom dalam spektrum super mini microscopic, yang perlu diwujudkan dalam spektrum alam kehidupan kita yang macroscopic (luas).

Terkait hal ini, sudah banyak professor dan tokoh2 agama di Indonesia yang menyadari pentingnya pluralisme. Maka kita diajak merenung, ternyata Tuhan itu menciptakan alam dari ‘SUMBU aslinya’ memang sudah pluralistic mirip atom2 agar alam ini dinamis, maka ia perlu gerak bersama. Orang yang tidak membuka diri untuk kebersamaan, bakal terkurung dalam gerak yang sempit. Doa sehabis solat yang hanya khusus untuk kaum Muslimin saja akan tidak sejalan dengan sifat Tuhan Rabbul ‘Alamin (Tuhan seluruh isi alam). Menyadari keruntuhan atom2 berarti menyadari sifat perobahan itu sendiri. Terimakasih Democritos, terimakasih al-Qur’an telah menyadarkan kami akan arti ke FANAan. Fana mulai dari perut bumi hingga perut kami. Sekian dulu pembaca semua, mohon maaf dari Bandung. Amhar Rasyid, Jambi.

*Silakan Share