KRISTEN dan ISLAM:‘Kakak dan Adik…bergandengan tangan”

Jambi, Jumat 17 May 2024.

Oleh :Amhar Rasyid

Assalamu’alaikum wr,wb. Yth Bapak2/Ibuk2/Adik2ku/Anak2ku/Mhsw2ku dan segenap pembaca budiman baik Muslim mupun non Muslim di mana saja berada. Karena al-Qur’an mengatakan bahwa akan datang seorang Nabi bernama ‘Ahmad’ (Q. S, As-Shaff ayat 6), maka di sini didahulukan menyebut Kristen (ibarat kakak), sebab ayat tersebut menunjukkan bahwa syari’at Nabi Isa lebih tua usianya daripada syari’at Nabi Muhammad saw. Kristen dan Islam keduanya agama yang diturunkan Allah, akarnya sama, maka pada ‘akar’ itulah kita bersepakat, tetapi Islam (si adik) lahir belakangan. Selain akar teologisnya sama, beberapa bukti sejarah menyebutkan memang banyak jasa orang2 Kristen pada umat Muhammad ini. Kita harus jujur mengatakannya, sebab agama menyuruh jujur dan dunia akademik setia pada data empirik. Mari kita bahas.

Pertama, paman Siti Khadijah bernama Waraqah bin Naufal (pendeta Kristen) telah mengatakan bahwa suami Khadijah (Muhammad) yang baru saja, lari pulang ketakutan, usai menerima wahyu di Gua Hira’, dia itu adalah seorang Rasul yang dikabarkan oleh kitab suci akan datang, hai Khadijah katanya. Ini bukti di bidang teologi: ada pendeta Kristen yang percaya dan melihat sendiri telah datang Rasulnya umat Islam, Rasul anda, Rasul saya: tetapi sayang kita tidak melihat sosok tubuhnya.

Kedua, kitab kuno Sirah Nabawiyah karangan Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa umat Islam yang diperintahkan oleh Nabi mengungsi ke Eritrea-Ethiopia (Afrika) kira-kira tahun 615-616 M juga dilindungi oleh orang2 Kristen di sana dan rajanya bernama Ashamah bin Abjar atau Najasyi (Negus Armah) sebagai penguasa kerajaan Aksum. Ashamah memerintah antara tahun 614-630 M tetapi sejarah kemudian mencatatnya sebagai seorang Muslim.Ini di bidang politik.

Ketiga, penerjemah buku2 ilmu pengetahuan dan sains di masa khalifah Harun al-Rasyid bernama Hunayn bin Ishaq (808-873 M) juga seorang Kristen. Di bawah arahannya, banyak penerjemah bekerja, menerjemah berbagai kitab2 Yunani, Latin ke dalam bahasa Arab di suatu gedung bernama Baitul Hikmah (House of Wisdom). Kaum Muslimin mulai terbuka matanya, mengetahui banyak ilmu pengetahuan dari luar Islam. Artinya, agama Islam yang diturunkan Allah mulai bercampur dengan ilmu pengetahuan manusia. Ibarat syrup, ia mulai disirami oleh air putih dalam gelas, maka warna agama Islam mulai bercampur antara keyakinan dalam dada dengan pengetahuan dalam kepala. Orang menyebutnya iman dan ilmu, sekarang terkenal istilah IMTAQ (iman, ilmu dan taqwa). Ini bidang ilmu pengetahuan.

Keempat, robohnya benteng Kontantinopel (tembok Babilonia) (Istambul,Turki, Jumat 6 April 1453) oleh Sultan Mehmet II (usia 21 tahun). Seorang insinyur asal Hongaria bernama Orban, beragama Kristen telah membantu Khalifah Turki menciptakan meriam guna menyerang Konstantinople, yang terkenal dengan nama meriam Basilica, orang Turki menyebutnya SAHI. Isi otak si Orban yang Kristen telah disumbangkan untuk kemenangan Turki. Kita tahu bahwa Kekaisaran Romawi punya dua ibu kota: di Eropa ibu kotanya Roma, sementara di Asia ibu kotanya bernama Constantinople yang dikelilingi oleh benteng bertembok sangat-sangat tebal, susah ditaklukkan ratusan tahun, kabarnya 7 x ditembaki baru bisa ‘jebol’ betonnya oleh meriam. Meriam tersebut sangat besar dan berat, ditarik oleh 60 ekor sapi dan 200 tentara. Sejak saat itu mulailah berangsur surut pengaruh Romawi di Timur dan umat Islam mulai menggunakan senjata teknologi modern berskala besar. Lagi2 ‘Syrup disiram oleh air putih’ dalam gelas, berobah warna dalam bidang kemiliteran. Pedang dan panah di masa Nabi diganti meriam. Berbeda dengan Nabi…BOLEHKAN?

Terakhir, di dunia akademik, salah satunya ialah Islamic Studies yang merupakan bagian dari McGill University di kota Montreal Canada. Beberapa Menteri Agama RI dan rektor2 IAIN/UIN tamat dari sana, demikian juga sejumlah guru besar yang sekarang berkarir di berbagai UIN (Universitas Islam Negeri). Islamic Studies hanyalah sebuah gedung kecil dalam kampus, banyak buku2 keislaman dari seluruh penjuru dunia, banyak ahli2 keislaman mengajar di sana, tetapi sebenarnya ia adalah jasa dari seorang Kristen ahli keislaman bernama Wilfred Cantwell Smith (1916-2000). Pengembangan belakangan IAIN ke UIN di seluruh Indonesia banyak dipengaruhi oleh ide2 Smith, termasuk pemikiran keagamaan yang diajarkan di Indonesia. Pemikiran Smith itu antara lain begini: bila seseorang penganut agama tertentu bertindak, biasanya ia selalu menggunakan dimensi kebenaran ketuhanan berdasarkan teologi yang diyakininya. Maksudnya bagaimana? Bila seseorang ingin menghancurkan Ahmadiyah umpamanya, maka orang tersebut akan beralasan ‘ini sesuai dengan ajaran Islam’, pada hal kebenaran ketuhanan semacam, yang diyakini seperti itu, sebenarnya berdasarkan teologi, paham, pendapat tertentu, boleh jadi ulama besar yang lain atau guru besar tak sependapat untuk berlaku kasar pada Ahmadiyah. Jadi bukan Tuhan yang menyuruh hancurkan Ahmadiyah, tetapi ‘pemahamannya yang mengatas namakan kebenaran Tuhan’. Maka sebaiknya damailah dalam kehidupan ini, pada alam baru yang lebih segar. Ibarat kakak beradik …bergandengan tangan. Bila ide Smith semacam itu dipraktekkan, kehidupan beragama di Indonesia semakin ramah, pluralis, menghargai perbedaan keyakinan dan sesuai pula dengan ideologi Pancasila (Persatuan Indonesia). Tuntutlah ilmu walau sampai ke Canada…eh ke Cina kata Nabi! Beda sedikit dengan Nabi BOLEHKAN? Banyak lagi bukti2 lain, namun itulah sekelumit bukti2 sejarah (teologi, ilmu pengetahuan, militer dan akademik), yang memang senyatanya ada ditemui dalam sejarah, sulit untuk mengingkarinya.

Kesimpulan, diskusi kita Jumat ini tentang bukti2 sejarah, bukan tentang bukti kebenaran beragama. Bukti2 sejarah diketahui agar kita bijak melihat masa lampau untuk bercermin, mengaca diri, sehingga pantulan bayangan diri dicermin berfaedah untuk memoles, untuk memake up diri sendiri agar nampak lebih indah/cantik untuk masa kini dan masa anak cucu. Peradaban modern adalah buah kerjasama semua anak manusia. Peradaban bisa lahir bila kita bekerja sama, berlapang dada, tetapi tetap pada ‘lakum dinukum wa liyaadin’ (urus keyakinan masing2). Maka kisah2 dalam al-Qur’an: Nabi Yunus dalam perut ikan, topan Nabi Nuh, Ashbul Kahfi (Penghuni Gua) semuanya, kata sejarawan, bukan sekedar cerita masa lalu, tetapi untuk kita berkaca diri: ada pesan di dalamnya, ada ‘benang merah’ yang harus sambung bersambung, ada hikmah. Akhirnya Bung Karno bilang ‘Jas Merah’ (Jangan lupakan sejarah)!

Permisi, ini CATATAN buat pembaca setia terutama buat adik2 dan mhsw: Tulisan ini bersifat ilmu pengetahuan. Saya sangat gembira bila tulisan ini dibaca, dikomentari, dan dikritik. Ibarat bola kaki, bolanya sudah saya sepak ke tengah lapangan, silahkan disepak bolanya oleh siapa saja, tetapi jangan sepak orangnya. Dalam tulisan ini, saya tidak berbicara yang ‘menyakit’kan hati, tetapi yang ‘menyenang’kan hati, berupa data2 sejarah. Bukti2 sejarah seyogyanya dibahas/dikritik dengan metode studi sejarah pula, bukan dengan ayat dan Hadis. Bila dibantah dengan ayat/Hadis itu namanya ‘truth-claim/benar sepihak’: itulah sikap yang di’sedih’kan oleh WC Smith di atas dan juga oleh Prof. Amin Abdullah (Mantan Rektor UIN Yogya). Tidak fair mainnya. Bagi adik2 yunior, coba lihat apa tema tulisan saya ini? Tema itu mirip pusaran air di tengah sungai, ia berputar2 melingkar. Tema (pusaran air ) dalam tulisan saya di sini ialah ‘jasa beberapa orang Kristen pada dunia Islam’. Pusarannya itu yang harus dibaca, dipahami, dikomentari, dikritik dengan metode sejarah pula. Kalau pakai ayat, bakal tidak tepat. Mirip main pedang, ujung seharusnya diadu ujung pula, bukan ujungnya diintip tetapi yang dipukul tangkai pedangnya: ya meleset. Artinya, siapa yang ‘memukul’ dengan ayat Wa lan tardha ‘an kal Yahudu wa lan Nashoro hatta tattabi’a millatahum…(al-Baqarah 120) (Tidak akan puas Yahudi dan Kristen sampai kamu ikut agama mereka…), ya bila dipakai di sini tidak tepat sasaran secara akademik. Ayat bila dibacakan, orang akan menunduk, patuh. Data sejarah bila dibacakan, orang akan tegak kepala, berpikir untuk merenung bukti2 sejarah tersebut: akan nampak si kakak ..bergandengan tangan dengan si adik. Tetapi orang Islam kan juga banyak berjasa pada Kristen pak Amhar…iya betul…saya setuju dengan anda..tetapi ‘tema’ itu kita bahas di lain waktu….sebab layar HP ini kecil. Si adik juga pernah menggandeng kakak!

Sekian dulu pembaca budiman, mohon maaf bila ada data yang kurang akurat atau saya yang salah memahaminya. Amhar Rasyid, Jambi.

*Silakan Share