0leh: KASTRAT HMKS-SUMBAR
Pemandangan yang sangat memprihatinkan terlihat di berbagai tempat pembuangan sampah (TPS) di Kabupaten Kerinci. Sampah seakan telah
rumah tangga yang memenuhi bahu jalan tidak hanya merusak pemandangan,
tetapi juga mencemari udara dan tanah di sekitarnya. Pada hari Senin, 6
Januari 2025, kami melakukan penelusuran ke beberapa lokasi TPS dan
menemukan fakta-fakta yang mencengangkan bukan hanya soal volume
sampah yang semakin menumpuk, tetapi juga tentang minimnya perhatian
dan respons serius dari pihak terkait dalam menangani persoalan yang
semakin parah ini. Salah satunya di TPS Tanjung Pauh, di mana bau busuk yang menyengat
tercium hingga jarak 20 meter dari lokasi. Lalat hijau berterbangan di sekitar
tumpukan sampah yang menggunung. Selain itu, saluran irigasi yang berada
di dekatnya juga terhambat akibat sampah yang tersumbat, menyebabkan
aliran air terganggu dan memicu banjir yang mulai meluas ke lahan pertanian
warga. Warga setempat yang kami temui menyatakan bahwa sampah di
kawasan ini sudah lama tidak diangkut, sehingga mereka terpaksa membakar
limbah sebagai upaya mengurangi volumenya. Keadaan ini menggambarkan
betapa parahnya krisis pengelolaan sampah di Kerinci, yang semakin
mengancam kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Kondisi serupa ditemukan di TPS Tanjung Tanah. Di sini, tumpukan sampah
sudah mencapai separuh badan jalan, menghalangi akses warga ke lahan
pertanian mereka. Beberapa warga yang kami temui mengaku frustasi karena
tidak ada bak sampah yang disediakan untuk menampung limbah. Mereka
mengatakan sudah berulang kali melaporkan masalah ini kepada pihak terkait,
tetapi tidak ada tindak lanjut yang memadai. Ketika berbicara dengan warga sekitar, mereka mengungkapkan kekecewaan
terhadap dinas terkait. Warga merasa pihak berwenang belum menunjukkan
itikad baik dalam menyelesaikan masalah ini. Tidak ada upaya konkret seperti
pengangkutan sampah secara rutin atau penyediaan fasilitas bak
penampungan. Bahkan, beberapa warga menyebut bahwa petugas dari dinas
terkait jarang turun langsung untuk memantau kondisi di lapangan. Saat kami menelusuri TPS Semerap,Hiang dan sungai abu, masalah serupa
kembali terulang. Tidak adanya fasilitas yang layak membuat warga
membuang sampah sembarangan di pinggir jalan atau lahan kosong. Sampah
yang menumpuk ini menjadi sumber penyakit, dengan lalat dan nyamuk yang
semakin mengganggu kehidupan masyarakat sekitar. Warga setempat mengungkapkan bahwa selain menumpuknya sampah, akses mereka ke layanan dasar juga terganggu. Irigasi yang tersumbat
menyebabkan banjir di sekitar TPS, merusak tanaman dan properti warga.
Sementara itu, minimnya akses jalan yang layak akibat sampah yang melubermemperburuk keadaan. Hasil wawancara dan penelusuran langsung kami mengungkapkan kenyataanyang sangat memprihatinkan: pengelolaan sampah di Kabupaten Kerinci telahmencapai titik darurat. Ketidakpedulian pemerintah, ditambah denganketidaksiapan dalam menyediakan fasilitas yang memadai, seperti mobil baksampah dan sistem pengangkutan yang rutin, menjadi akar dari permasalahanyang terus berkembang ini. Kondisi ini memperburuk tumpukan sampah yangsemakin menggunung di berbagai titik, mencemari lingkungan, danmeresahkan warga. Tak lama setelah penelusuran kami, Dinas terkait bersama rombonganmelakukan pengecekan langsung ke beberapa lokasi TPS untuk memberikanklarifikasi mengenai masalah yang ada. Namun, yang terjadi justru sebaliknyatindakan yang diambil sangat minim dan malah terlihat jelas adanya salinglempar tanggung jawab antar pihak terkait. Tidak ada upaya konkret yangdilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sampai saat opini inikami publish, pengelolaan sampah di Kabupaten Kerinci masih terabaikan, dan masalahnya semakin memburuk tanpa ada solusi yang jelas dan efektif. Krisis sampah di Kabupaten Kerinci semakin memprihatinkan dan tidak bisadibiarkan berlarut-larut. Kami mendesak pemerintah daerah untuk segeramengambil langkah tegas dalam mengatasi masalah ini. Penyediaan fasilitastempat pembuangan sampah (TPS) yang memadai, penjadwalanpengangkutan sampah secara teratur, dan edukasi kepada masyarakatmengenai dampak buruk pembuangan sampah sembarangan harus menjadiprioritas utama. Jika tindakan konkret tidak diambil, dampak negatif terhadaplingkungan dan kesehatan masyarakat akan semakin meluas, memperburukkualitas hidup warga, dan menambah beban sosial-ekonomi yang sudahsangat terasa. Sampah di jalanan bukan hanya masalah kebersihan, tetapijuga cerminan kegagalan kebijakan yang tidak berpihak pada kepentinganrakyat. Namun, masalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Masyarakat harus menyadari bahwa setiap kantong sampah yang dibuangsembarangan berkontribusi pada bencana kolektif yang semakin merusaklingkungan. Selain itu, sektor swasta juga memiliki peran penting dalammenjaga kelestarian lingkungan. Keuntungan yang diraih tanpamempertimbangkan tanggung jawab lingkungan hanya akan memperburukkeadaan dan merusak masa depan. Maka dari itu, bagi setiap pihak baikpemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha harus bersatu padu danbertanggung jawab dalam menangani permasalahan sampah ini. Sampahadalah tanggung jawab kita bersama.