JAMBI-IDEAA.ID || Dalam suasana politik yang semakin memanas menjelang pemilihan umum 2024, muncul perdebatan mengenai politik dinasti yang sedang hangat diperbincangkan oleh publik. Banyak pihak yang mengungkapkan keprihatinan terhadap dominasi keluarga tertentu dalam kontestasi politik mendatang.
Hal ini telah memicu kritik dari sejumlah kalangan, yang berpendapat bahwa dominasi politik keluarga ini dapat menghambat perkembangan demokrasi dan merugikan aspirasi berbagai pemimpin yang berpotensi.
Dalam suasana kontroversi ini, sebagai seorang mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jambi sekaligus pengamat politik, Nur Kholik, memberikan tanggapan yang sangat menarik.
Sepanjang memenuhi kualifikasi dan kompetensi boleh-boleh saja, itu kan hak setiap warga negara, toh yg memilih juga rakyat nantinya, kita serahkan kepada kedaulatan rakyat sang pemilik keputusan yg akan dieksekusi di balik bilik suara nantinya,” ucap Nur Kholik pengamat politik ternama di Jambi.
Pernyataan ini sekaligus mencoba membela praktik politik dinasti yang telah lama berjalan di sejumlah wilayah yang ada di Jambi. “Insya Allah rakyat kita sudah makin cerdas,” pungkasnya.
Namun, pendapat ini tidaklah mengakhiri polemik. Berbagai pihak lainnya juga terus menyerukan perlunya keadilan dan keberagaman dalam politik lokal. Dominasi keluarga dalam pemerintahan dianggap memiliki potensi merusak keseimbangan politik dan menghambat partisipasi yang lebih luas.