Rakyat tenggelam kedalam euforia pergelaran Hari Kemerdekaan sementara lupa bahwa dirinya belum sepenuhnya merdeka. Hanyut dalam “rasa” kepuasan bahwa dirinya benar-benar bebas menentukan pilihan hidupnya. Padahal pilihan-pilihan itu semua bergantung pada apa yang mereka sepakati setiap hari.
Kemerdekaan itu merupakan fitrah dari seorang manusia, hal yg sudah melekat sejak lahir. Sementara makna sesungguhnya dan bagaimana merdeka sejatinya pada diri masing-masing rakyat Indonesia tidak dipahamkan.
Mengutip dari tulisan Indra Mustika yang menyatakan adanya Narsisme perayaan kemerdekaan “jika dalam merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia hanya dalam sebatas narsis, maka potensial kekaburan refleksi dari kemerdekaan terjadi.” Hal ini memang tidak bisa dipungkiri bahwa pemuda sekarang lebih antusias terhadap semarak perayaan, perlombaan dan upacara. Namun tidak ada yang berdiskusi tentang bagaimana sejarah dan cara mencapai tujuan bangsa.
Sebagai negara merdeka yang berasaskan Demokrasi yang kedaulatannya atas rakyat yg seyogianya pilihan itu berada pada rakyat itu sendiri. Namun penguasa mampu memanipulasi itu semua dan mendapatkan legitimasi (pemandatan) untuk mengambil kebijakan yang sering kali bertentangan dengan rakyat itu sendiri.
Rakyat seakan dibutakan akan arti Demokrasi, dibiarkan bodoh tentang politik dan kekuasaan. Dilemahkan dan tidak di berdayakan potensi-potensi sebagai manusia yg “bebas”. Bebas untuk ikut serta menentukan nasib mereka sendiri.
Demokrasi adalah sebuah “alat” untuk mencapai tujuan bangsa dalam memerdekakan seluruh rakyat. Jika rakyat sebagai pengguna dari alat tersebut tidak di ajarkan cara menggunakan sebagaimana mestinya. Maka inilah yg di manfaatkan oleh orang-orang yang mempunyai kuasa lebih untuk memanipulasi pilihan-pilihan hidup rakyat.
Masih sering dijumpai anak-anak bangsa sulit untuk sekolah. Memutuskan untuk bekerja dari pada melanjutkan ke perguruan tinggi. Sudah selesai perguruan tinggi merasa bahwa semua itu tidak berguna, ada yang sudah bekerja tapi tetap miskin. Itu lah pilihan-pilihan yang secara tidak kasat mata telah dipilihkan melalui kebijakan.
Padahal negeri ini dimerdekakan dengan tujuan juga untuk memerdekakan seluruh rakyat Indonesia dari kemiskinan, kebodohan, dan kesenjangan sosial. “Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita dari kemiskinan, kebodohan, dan kesenjangan sosial!” kata Bung Karno. Sebab dalam suatu negara yang merdeka hal itu dapat kita ikhtiarkan.
Selamat memperingati HUT RI ke 77. Perjuangan kita sekarang adalah memerdekakan diri sendiri, rakyat dan anak bangsa seluruhnya. Semoga momentum hari kemerdekaan bisa memberi semangat untuk berjuang mencapai kemerdekaan yang sejati.
Oleh : Taufik Halim Pranata