Membaca Ulang Kalender Tahun 2024

JAMBI – IDEAA.ID || Oleh Amhar Rasyid, Jambi. Jum’at 5 January2024 KALENDER 2024 KELIRU ? Selamat Tahun Baru. Di rumah, di kantor, di sekolah kita sekarang ada Kalender Masehi 2024, sedikit cuma yang memakai Kalender Hijriyah. Tanggal gajian, nerima pensiun, bayar kredit, tanggal lahir, booking ticket, masa habis STNK, bahkan batu nisan, semua tertulis dengan Kalender Masehi. Kita MENIKMATI budaya Yunani dan Romawi lewat kalender. Tetapi bagaimana struktur berpikir dan kontribusi intelektual di dalam beberapa kalender? Saya senang bila anda mau membacanya, tetapi jika sibuk tinggalkanlah. Tulisan saya anggaplah seikat bunga melati dipersembahkan pada anda, karena anda orang penting di mata saya. Mari kita diskusikan agak 3 paragraf + 6 pendek2 saja, mohon izin. Rujukannya penulis ambil dari berbagai sumber, perhaps less accurate, bercampur mitos, tetapi anggaplah sebagai hadiah tahun baru dengan susunan alenia yang agak wara wiri.

Pertama, kalender 2024 SALAH START (lihat Daily Mail 21 Nov 2012 yg memuat pernyataan Paus Benedictus XVI bahwa Kalender Masehi keliru), jumlah tahunnya tidak akurat. Sebab tahun I Masehi tidak ditetapkan sejak Nabi Isa (Jesus) lahir, tetapi jauuuuh kemudian, maklumlah orang zaman dulu serba gak dicatat. Puyeng ahli sejarah memikirkannya. Lain halnya dengan tahun Hijriyah, jelas dihitung atas prakarsa Umar bin Khattab, sejak Nabi Muhamamad hijrah ke Medinah dari Mekkah tahun 622 Masehi. Ini diakui oleh para ahli sejarah di Barat dan di Timur, sebab Nabi Muhammad sudah hidup di zaman terang benderang kata mereka, bisa diadakan penelitian sejarah yang akurat. Kuburannya jelas, bekas-bekas perjuangannya jelas. Tetapi anehnya, meski kalender Masehi dan Hijrah sudah jelas, mbah2 dan kakek nenek di kampung2 banyak gak tahu tahun lahirnya. Yang dak pernah kita ragu adalah gajian tanggal 1.

Kedua, perlu diketahui ada urutan sejarah masa silam: pertama Yunani, kemudian Romawi dan akhirnya Islam. Demikian pula urutan kalender: Yunani, Romawi (Gregorian), dan terakhir kalender Islam (Hijrah). Kalender Yunani kuno menjadikan bulan Maret adalah bulan I, tetapi di zaman Romawi (sesudah Yunani) dirobah, bulan Maret dijadikan bulan ke 3, mundur ke bawah, sebab Romawi menambahkan 2 bulan sebelumnya: Januari dan Februari oleh kaisar II Numa Pompilius, dia murid filosuf Pythagoras, sementara Julius Caesar murid Aristoteles. Penetapan Januari sebagai bulan I terjadi pada tahun 325 M dalam sidang Dewan Gereja I. Januari berasal dari kata Januarius dari kata Janus: dewa berwajah dua (muka belakang bisa melihat dalam waktu bersamaan), dan ia dianggap sebagai pelindung perbatasan: masa depan dan masa lampau. Kata orang ‘Ayah yang terlahir di bulan Januari, bukan Janus, tetapi ayah terbaik?..untunglah 24 Januari my birthday. Februari berasal dari Februrus nama dewa pemurnian, kekayaan, kematian. Maret berasal dari kata Martius. Maret dekat dengan kata Maya (dewa Romawi), sementara kata Mayores dalam bahasa Latin adalah dewa pertumbuhan dan kesuburan, dan juga sekarang judul lagu Becky G & Bad Bunny. Sementara Mayora kini adalah nama pabrik coklat (Choki-Choki) di Tangerang. Dan April berasal dari kata Apreira, dewa Aprodiate adalah dewa masa panen tiba oleh petani. May berasal dari kata Mayus. Juni berasal dari Juno: dewi yang kuat seperti pria, dia isteri Jupiter, berlainan dengan Hera isteri dewa Zeus. Hera dewi jahat (dalam mitologi Yunani), bagaimana dengan anda yang bernama Hera? Herawati?

Bulan Juli berasal dari nama Julius Caesar (Raja Romawi). Sebelumnya bulan Juli adalah bulan Quintilis (bulan ke 5 Yunani) dalam kalender sekarang menjadi bulan ke 7. Bulan Agustus dahulu adalah bulan ke 6 Yunani disebut Sextila dalam bahasa Latin sekarang bulan ke 8. Karena Kaisar (Romawi) bernama Augustus (putra Julius Caesar) mangkat tanggal 19 Sextilis tahun ke 8 SM, maka sebagai penghormatan padanya bulan Sextilis diganti nama dengan Agustus, ini jasa politik Paus Gregorius VII. Kalau di Indonesia nama bulan Agustus sebaiknya dirobah pula menjadi bulan Proklamasi, menurut Amhar. September dalam Yunani kuno beararti yang ke 7 sekarang menjadi bulan ke 9 Masehi, bila putri anda bernama Septi artinya 7. Sapta Marga TNI ada 7 poin. October dari kata Octa artinya 8. Sekarang Octagon berarti segi 8. Octoberiansyah nama dosen saya di UIN Yogya. November dari kata Novem artinya 9 (Latin). Desember adalah bulan penghormatan pada dewi-dewi. Artinya sejak September, Oktober, November, dan Desember, Romawi tidak mengganti nama bulan, hanya mewarisi Yunani. Akan senang bila kita juga punya bulan bernama Adrianus (nama Uda saya terhormat/guru besar di UIN Jambi).

Ketiga, Seperti telah dikatakan di atas bahwa pada tahun 325 M telah terjadi Sidang Dewan Gereja I yang menetapkan bulan Januari sebagai bulan I dan kalendernya dinamai Gregorian. Kalendar itulah yang anda pakai hari ini sebagai kalender ‘simalakama’ (dipakai susah gak dipakai ya susah, dipakai…. gaji terima tanggal 1, tapi kredit menunggu, gak dipakai gaji gak terima), sebab gaji PNS tidak pakai kalender Hijriyah. Ingat, bagi anda atau anak anda yang lahir tanggal 29 Februari kurang menguntungkan sebab ulang tahunnya hanya 1x dalam 4 tahun. Tahun 622 M ditetapkan Umar bin Khattab sebagai tahun I Hijrah. Tahun Hijrah dihitung berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi maka dinamai tahun Qamariyah (bulan), dan tahun Masehi dihitung berdasarkan perputaran bumi mengelilingi matahari maka disebut tahun Syamsiyah (matahari).

Sayang sekali, mayoritas umat Islam hanya hafal nama-nama bulan kalender Masehi, jarang ingat nama bulan Hijriyah, mungkin yang agak akrab hanya nama bulan Ramadhan, sisa yang 11 bulan lagi entahlah. Artinya, budaya Romawi masih sangat kuat bercokol dalam kehidupan kita. Ya kita pantas berterima kasih pada mereka, sebab siapa yang berani merobah tahun 2024 sekarang? Seluruh penduduk dunia ‘ngamuk’: transaksi ekonomi kacau, jatuh tempo harus dijadwal ulang, Kartu Pemilu sudah dicetak, SK sudah diterima dan gaji serta renumerasi sudah ditunggu isteri sejak tanggal 1. Bahkan Kartu Undangan Wedding sudah dicetak. Yang gak peduli dengan kalender-kalenderan hanyalah malaikat maut..mencabut nyawa manusia tak peduli kalender. Eh, dalam al-Qur’an disebut khamsina alfa sanah (50 ribu tahun) Q. S. Al-Ma’arij: 5, itu menghitungnya dari mana ya? Kalender apa yang dipakai? Sebab ayat tersebut lebih dahulu turun dari pada Umar bin Khattab menetapkan tahun I Hijrah.

Banyak sudah jenis kalender sejak dari dahulu. Ada juga kalender Cina dan Korea. Ada pula kalender Perancis sampai2 nama bulannya menjadi title buku Karl Marx (The Eighteenth Brumaire of Louis Bonaparte) dan buku Emile Zola (Germinal). Kata ‘brumaire’ artinya dalam b. Perancis ‘kabut’, dan Brumaire adalah bulan ke 2 dalam kalender Perancis…Bagi Marx judul bukunya berarti ‘sejarah tidak berulang dengan sendirinya sama sekali’. Sementara Germin artinya ‘kecambah’, dan Germinal bulan ke 7. Terlepas dari itu, terakhir ini ada pula yang disebut KHGT (Kalender Hijrah Global Tunggal) yang sedang giat-giatnya dikaji di Indonesia oleh Muhammadiyah, bermula dulu dibahas di Turki, di Marocco dan akhir2 ini dibahas di UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) dan terakhir di USU (Universitas Sumatera Utara) Medan. Ide awalnya kalender ini katanya adalah ide Ahmad Muhammad Syakir (pakar Hadis) tahun 1939 dalam kitabnya Awail al-Syuhur al’Arabiyah yang berpendapat bahwa awal bulan seharusnya tidak berbeda. Tahun 1998 ide Syakir diadopsi oleh kalender Ummul Qura (Mekah). KHGT dikatakan akan sangat berguna bagi umat Islam untuk keseragaman penaggalan, penyelenggaraan ibadah seperti haji, atau penentuan Ramadhan katanya..biar kita mudik lebaran serempak.

Bagaimanapun juga semua kalender boleh jadi mengandung muatan politik, mulai dari Julius Caesar (Kaisar Romawi), Paus Gregorius VII, Kalender Perancis dan Kalender Hijrah inisiatif Umar bin Khattab. Kita sudah menganggap benar daan sepakat, sekarang ini tahun 2024. Tetapi sesuatu yang semula salah, terus dibiasakan, akhirnya ia boleh jadi dianggap suatu kebenaran kata Quraysh Shihab. Naik kendaraan di Indonesia harus sebelah kiri, dulu kebiasaan dan akhirnya menjadi kebenaran. Bila anda nyetir mobil jalur kanan, maka Polantas menilang STNK/SIM anda yang memiliki masa berlaku sesuai kalender Masehi. Sekarang, kalender yang salah jadi benar. Aneh hidup ini, apa yang dikatakan ‘benar’ ternyata ada yang berasal dari ‘kesepakatan bersama’, meski hati kecilnya ngaku ‘keliru’.

Kesimpulannya di dalam kalender Masehi nampak struktur berpikir mitologis, pertanian, dan politik serta pengaruh gereja. Ibarat keong, kalender hanya tinggal sarangnya, isi keong sudah punah. Bangsa Indonesia lupa dengan sosok Augustus (Raja Romawi) tiap tanggal 17. Sementara kalender hijriyah kurang membudaya, ia perlu lebih disosialisasikan, mudah2an KHGT tampil berkontribusi pada peradaban dunia. Tak bisa dipungkiri peradaban dunia, termasuk di Indonesia, umumnya mewarisi peradaban Barat. Kalender, sistem politik kita: system republik, Trias Politica, Perbankan, Akademik, Teknologi, Militer, Hukum, Medis, Pertanian bahkan sampai soal makanan. Anak-anak dan kita, sambil makan KFC (food Barat), baca HP (teknologi Barat), sambil nunggu2 tanggal 1 di kalender Masehi (Barat), dan duduk menghadap ke Barat, bersama teman dari Tapanuli bernama Hutabarat…meski kita tak suka ke barat-baratan (kata…nya?). Sekian dulu pembaca budiman, sekali lagi Selamat Tahun Baru yang TERLANJUR KELIRU. Amhar Rasyid, Jambi.

*Silakan Share