Dua Jejak dalam Satu Langkah: Refleksi Musypimwil dan Pelatihan Penggerak Madya Muhammadiyah Jambi

Oleh: Agus setiyono*)

Di tengah arus zaman yang terus berderap, ketika perubahan sosial dan spiritual menuntut arah yang lebih jelas dan kokoh, Persyarikatan Muhammadiyah Wilayah Jambi kembali menegaskan peran sejarahnya sebagai suluh peradaban. Pada tanggal 30 Mei hingga 1 Juni 2025, dua peristiwa penting digelar bersamaan, menjelma menjadi momentum pembaruan dan penyatuan gerak: Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) dan Pelatihan Penggerak Madya Persyarikatan.

Musypimwil: Mengukuhkan Estafet Amanah

Dalam semangat musyawarah yang luhur, Musypimwil ini menjadi ruang pengukuhan estafet kepemimpinan. Dengan penuh takzim, forum menyepakati pengganti dari almarhum Bapak Safriyal Anas, SE., MM.—seorang tokoh yang telah menanam banyak benih amal jariyah dalam persyarikatan. Tempat yang ditinggalkannya diisi oleh sosok yang tak kalah mumpuni, yakni Bapak H. Irman Khatib, SH., MH. Kehadirannya diharapkan menjadi penyambung cita dan langkah dalam meneruskan amal usaha yang telah dirintis.

Tak hanya itu, forum juga mengesahkan penambahan Hj. Dirmanida, S.Pd. sebagai anggota PWM secara ex officio melalui posisinya sebagai Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA). Ini adalah simbol sinergi antara Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang tak terpisahkan, dua entitas dalam satu denyut dakwah yang sama—ibarat matahari dan bulan yang saling melengkapi dalam menerangi semesta.

Kehadiran yang Melimpah, Semangat yang Membara

Acara ini dihadiri oleh seluruh utusan dari 11 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kabupaten/kota se-Provinsi Jambi, perwakilan Organisasi Otonom (Ortom), dan Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) tingkat wilayah. Ini bukan hanya soal banyaknya yang hadir, melainkan bagaimana kehadiran mereka membawa semangat, pemikiran, dan niat tulus untuk membangun masa depan persyarikatan yang lebih kuat dan berdaya.

Pelatihan Penggerak: Membangun Jiwa, Membentuk Arah

Bersamaan dengan Musypimwil, digelar pula Pelatihan Penggerak Madya Persyarikatan, dengan tema besar: “Menuju Muhammadiyah Jambi yang Maju, Profesional, dan Modern.” Tema ini bukan hanya serangkaian kata, tetapi cerminan dari kesadaran kolektif bahwa zaman menuntut kita untuk tidak hanya berlari, tapi juga mengerti ke mana arah langkah hendak dibawa.

Pelatihan ini menjadi ruang tafakur dan taklim, tempat para kader diasah bukan hanya dari sisi teknis keorganisasian, tetapi juga dari kedalaman ideologis dan spiritual. Inilah wujud nyata dari cita-cita mencetak penggerak yang tidak hanya cakap dalam manajerial, tetapi juga kukuh dalam akidah dan penuh integritas dalam dakwah.

Menapak Masa Depan dengan Kematangan Gagasan

Dalam suasana kebersamaan yang hangat, terajutlah benang-benang harapan baru. Dua kegiatan besar dalam satu waktu bukan sekadar efisiensi teknis, melainkan simbol bahwa gerakan ini telah matang dalam mengelola dinamika internal dan eksternal. Muhammadiyah Jambi menunjukkan bahwa ia siap menjadi pionir perubahan, bukan sekadar penonton sejarah.

Sebagaimana dikatakan oleh Buya Hamka, “Jika hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Jika bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja.” Maka, hidup dan bekerja dalam Muhammadiyah adalah ikhtiar mulia yang bertujuan mengangkat derajat umat dan menebar rahmat semesta.

Penutup: Cahaya dari Jambi untuk Nusantara

Dari Jambi, cahaya kecil ini bersinar—dan dalam sepi yang penuh makna, kita sadar bahwa kebangkitan peradaban tidak selalu ditandai dengan hiruk-pikuk. Ia justru tumbuh dalam konsistensi, dalam musyawarah, dalam pelatihan, dalam perenungan, dan dalam setiap amal saleh yang dilandasi keikhlasan.

Semoga langkah-langkah ini menjadi bagian dari mozaik besar perjalanan Muhammadiyah dalam menebar Islam yang mencerahkan, memajukan, dan membebaskan.
Wallahu a’lam bish shawab

*Silakan Share