Dari Lahan ke Inovasi: Gerakan Mahasiswa UNJA Bangun Kewirausahaan Hortikultura di Desa Muhajirin

Muaro Jambi – Di bawah naungan pohon pisang dan diiringi tawa warga, halaman kecil di Desa Muhajirin, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, siang itu disulap menjadi ruang belajar terbuka.

Sejumlah petani, ibu-ibu PKK, dan pemuda karang taruna duduk melingkar, memperhatikan mahasiswa Universitas Jambi yang sedang mendemonstrasikan cara membuat pupuk dasar organik. Itulah suasana saat kegiatan Pembukaan dan Sosialisasi Program Inovasi Desa (Pro-IDe) oleh Tim LKM-IC Universitas Jambi, yang mengusung tema “Optimalisasi Kewirausahaan Hortikultura Melalui Inovasi Produk dan Sekolah Lapang Petani untuk Peningkatan Ekonomi Berkelanjutan di Desa Muhajirin.”

Program yang berlangsung di bawah bimbingan Ardhiyan Saputra, S.P., M.Si. ini menjadi bukti nyata sinergi antara kampus dan masyarakat desa. Melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif, tim mahasiswa menghadirkan inovasi pertanian berbasis kewirausahaan yang mampu memberikan nilai tambah bagi hasil tani warga.

“Dengan adanya program ini, kami berharap masyarakat tidak hanya bisa bertani, tetapi juga mampu mengolah hasilnya menjadi produk bernilai jual tinggi,” ujar Ardhiyan Saputra, dosen pembimbing kegiatan.

Ia menambahkan, kegiatan seperti ini merupakan bentuk nyata penerapan semangat Kampus Merdeka yang berpihak pada masyarakat desa, bukan hanya teori di ruang kelas.

Sekolah Lapang Petani: Laboratorium Sosial di Tengah Desa

Salah satu terobosan dari program ini adalah pembentukan Sekolah Lapang Petani sebuah ruang belajar terbuka yang mempertemukan mahasiswa dan petani dalam dialog dua arah. Di sini, para petani diajak mempraktikkan langsung pembuatan pupuk dasar, cara menangani hama, hingga mengolah hasil pertanian menjadi produk siap jual seperti bubuk cabai. Produksi bubuk cabai ini bahkan dikerjakan bersama ibu-ibu PKK dan pemuda karang taruna, menandakan kuatnya semangat kolaborasi lintas generasi di Desa Muhajirin.

Ketua tim, Rahmat Andi Prasetiyo, mengatakan bahwa kegiatan ini bukan sekadar program kerja lapangan, tetapi bentuk nyata kontribusi mahasiswa bagi masyarakat.

“Melalui sekolah lapang, kami tidak sekadar mengajar, tapi juga belajar dari masyarakat. Banyak nilai-nilai lokal yang kami pelajari di sini tentang kesabaran, kerja keras, dan kebersamaan,” ujarnya.

Dari kegiatan tersebut, tim Pro-IDe memperkenalkan dua konsep pengembangan ekonomi desa berbasis hasil tani: HortiBrand dan HortiPreneur.

Konsep ini mengajarkan warga bagaimana membangun merek produk lokal sekaligus mengelola usaha pertanian dengan pola wirausaha modern. Produk hasil olahan seperti bubuk cabai nantinya akan didistribusikan ke Rumah BUMN Jambi, membuka akses pasar yang lebih luas bagi masyarakat desa.

Suara dari Desa: Apresiasi dan Harapan Kepala Desa

Kepala Desa Muhajirin Ayatullah mukni S.Sos, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif mahasiswa UNJA yang turun langsung ke masyarakat.
Ia menilai, program ini bukan hanya membawa ilmu baru bagi warga, tetapi juga menumbuhkan semangat untuk mandiri dan berinovasi.

“Kami sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa Universitas Jambi yang telah datang ke Desa Muhajirin. Melalui pelatihan dan pendampingan ini, masyarakat kami jadi lebih paham bagaimana cara mengelola hasil pertanian agar punya nilai ekonomi lebih tinggi,” ungkap Kepala Desa Muhajirin.

Ia menambahkan, kegiatan seperti ini perlu terus berlanjut karena membawa manfaat nyata bagi warga desa, terutama kelompok tani dan generasi muda yang kini mulai tertarik dengan dunia kewirausahaan.

Lebih dari Sekadar Pertanian: Gerakan Sosial dan Pemberdayaan

Program Pro-IDe tidak hanya berbicara soal ekonomi, tetapi juga tentang membangun kesadaran sosial dan kesehatan masyarakat. Selama masa kegiatan, mahasiswa melaksanakan berbagai program tambahan seperti gotong royong di masjid, senam bersama ibu-ibu, pengajian, sosialisasi pengelolaan sampah, edukasi stop bullying, serta praktik mencuci tangan yang benar untuk meningkatkan kesadaran perilaku hidup bersih.

“Yang paling berharga dari kegiatan ini adalah kedekatan dengan warga. Mereka terbuka, aktif, dan punya keinginan kuat untuk maju,” tutur Hasani , salah satu anggota tim. “Kami datang membawa ilmu, tapi pulang membawa pelajaran kehidupan.”

Program ini melibatkan 15 mahasiswa Universitas Jambi, yakni Rahmat Andi Prasetiyo, Ajeng Sriwahyuti, Salwa Ananda, Ahmad Noval Hemaldi, Nur Rohim, Hasani, Adib Disatya, Sherly Nur Handani, Ebil Noverialza, Tri Ambarwati, Dinar Bahar Rani, Aluna Saathiya Salamina, Muhammad Rezki Malindo R, Fitri Okta Handayani, dan M. Ridho Faisal. Mereka bekerja bersama masyarakat, dari tahap perencanaan, pelatihan, hingga proses produksi.

Dari Desa untuk Indonesia

Keberhasilan kegiatan ini menjadi bukti bahwa inovasi tidak selalu lahir dari kota besar atau laboratorium modern. Di Desa Muhajirin, inovasi tumbuh dari tangan-tangan petani, dari tekad mahasiswa, dan dari semangat kolaborasi yang tulus.

Menurut Sherly Nur Handani, juga Anggota team pro ide, kegiatan seperti ini penting untuk memastikan desa tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga penggerak perubahan.

“Desa adalah fondasi bangsa. Ketika masyarakat desa berdaya dan mandiri, maka pembangunan nasional berjalan dari akar,” tegasnya.

Kini, Desa Muhajirin mulai dikenal sebagai salah satu desa percontohan dalam penerapan inovasi berbasis hortikultura dan kewirausahaan. Warga tak lagi melihat pertanian sekadar rutinitas, melainkan peluang ekonomi kreatif yang bisa diwariskan kepada generasi berikutnya.
Di tengah lahan hijau dan semangat muda yang menyala, Pro-IDe LKM-IC Universitas Jambi telah membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dari tanah, tumbuh harapan, lalu berbuah kesejahteraan.

*Silakan Share