BELAJAR DARI KASUS BUNUH DIRI MAHASISWA UGM KARENA DEPRESI

Oleh : Muhammad Taqwa – Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

SUARAMERDEKA.COM – Mahasiswa baru UGM (Universitas Gadjah Mada), berinisial TSR, diketahui melakukan bunuh diri dari lantai 11 hotel porta, pada Sabtu 8 Oktober 2022. Dari informasi yang didapatkan, mahasiswa tersebut bunuh diri dikarenakan ada masalah mental atau bipolar atau bisa dikatakan depresi.

Depresi ini sendiri merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan merasa kehilangan minat yang terus-menerus. Jika diamati ada beberapa faktor yang mempengaruhi mahasiswa tersebut depresi sehingga bunuh diri, salah satunya dikarenakan tugas perkulihan yang banyak.

Karena banyaknya tugas sedikit besarnya memberikan pengaruh terhadap kesehatan mahasiswa, terutama mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang membutuhkan waktu dan energi. Tidak semua mahasiswa memperdulikan kesehatannya terutama kesehatan mentalnya.

Kesehatan adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Kesehatan tidak hanya secara fisik atau terlihat dari luar, tetapi kesehatan jiwa atau mental juga merupakan aspek penting pula dalam kesehatan.

Kesehatan mental memiliki peranan yang sangat penting bagi mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus, karena secara tidak langsung mahasiswa dituntut untuk bisa beradaptasi terhadap tugas-tugas perkulihan dan berbagai macam pergaulan yang sangat beragam. Sehingga dengan keadaan itu akan muncul kecemasan yang berlebihan, yang mengakibatkan stress disaat ketegangan sudah melewati batasnya.

Hal yang bisa membantu mengatasi depresi yaitu, Pertama, kita harus mendapatkan dukungan emosional. Ini penting, karena mencurahkan perasaan kepada seorang teman yang dapat dipercaya dapat menjadi cara mengatasi stres pada mahasiswa.

Kedua, cobalah untuk tidak membebani diri sendiri. Jika kita sudah merasa kewalahan dengan berbagai kegiatan yang berlebihan, jangan sungkan untuk melepaskan beberapa diantaranya dan juga menolak berbagai kegiatan yang hanya akan menambah beban waktu kita. Mulailah menjaga diri kita sendiri dengan mengetahui batas ketahanan fisik kita.

Ketiga, kita harus mendapatkan waktu tidur yang cukup. Kurang tidur akan mempengaruhi bagaimana cara kita menanggapi berbagai pemicu stres keesokan harinya. Selain itu juga akan membuat kita berisiko mengalami penyakit serius seperti depresi. Umumnya kita memiliki 7-9 jam tidur setiap malam dan usahakan untuk tidur bersamaan dengan jadwal yang normal pada malam hari.

Dan keempat, kita harus tetap terhubung dengan keluarga. Jauh dari orang tua bisa jadi sesuatu yang menyulitkan bagi mahasiswa. Kita bisa menjaga komunikasi dengan keluarga melalui berbagai alat yang memungkinkan, terlebih lagi dengan adanya kecanggihan teknologi sekarang ini yang akan sangat memudahkan komunikasi. Hal itu akan membantu mengurangi kesepian yang dirasakan karena jauh dari rumah.

Dunia perkuliahan harusnya menjadi dunia yang dinikmati dan bukannya menjadi hal yang memicu stress dan depresi. Dengan cara mengatasi stress atau depresi dengan tepat, maka kehidupan kuliah akan menjadi menyenangkan dan bermanfaat.

Karena itulah sangat penting untuk tetap menjaga kesehatan mental agar kejadian bunuh diri akibat depresi tidak terulang lagi. Dengan demikian, kehidupan perkuliahan akan memberikan manfaat untuk menambah kualitas diri kita, dan bukannya memberikan pengaruh buruk yang dapat merugikan diri kita sendiri. 

*Silakan Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *