Bangkitnya Kepemimpinan Muda

Oleh : Taufik Halim Pranata – Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Muaro Jambi

Kepemimpinan kaum muda saat ini tidak menunjukkan progress yang signifikan terhadap perubahan tatanan sosial bangsa, bahkan mengalami kemunduran dari masa ke masa. 

Menilik dari masa ke-emasan pemuda pada saat memperjuangkan gagasan tentang kemerdekaan sejak 94 tahun yang lalu, pada tahun 1928 mereka telah mampu melawan arus kolonialisme dengan menyatakan sumpahnya, yang kita kenang hingga saat ini dengan peringatan sumpah pemuda.

Tujuh belas tahun kemudian mereka berhasil mendeklarasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi negara yang merdeka dari pijakan kolonialisme. Padahal pada zaman itu begitu sedikit alat-alat perjuangan yang dapat mereka gunakan, lebih banyak mengandalkan ide, keyakinan dan tekad yg kuat.

Namun saat sekarang dengan kemajuan zaman yang semakin canggih tidak berbanding lurus dengan kecanggihan berfikir, pemuda pada saat ini jika ditanya tentang tujuan hidup atau cita-cita tidak jauh dari perihal materi, bahkan tanpa malu tujuan itu hanya berupa tujuan pribadi dan kebahagiaan individual.

Mereka merasakan bagaimana kerasnya kehidupan saat ini, mereka protes, mereka berang dengan keadaan yang menjebak kepada kesusahan dan persaingan yang begitu menjauhkan dari kesejahteraan si miskin.

Ketakutan di atas menjadikan banyak ‘pemimpin’ muda ikut serta ke dalam circle keabadian ketertindasan atas kekuasaan suatu kelompok terhadap kelompok lain.

Sehingga apa yang diupayakannya saat muda kemudian menjadi pemimpin ketika tua (secara usia) mereka cenderung mempertahankan kekuasaan yang telah diperoleh dan lupa akan tujuan yang sebenarnya.

Pemuda! Perhatikan orang sekitarmu, apa tujuan yang masih menjadi mayoritas  mereka perjuangkan? Jika uang atau harta masih menjadi prioritas, jangan salahkan jika di negeri ini masih banyak maling, pembohong dsb.

Benar, uang memang kebutuhan setiap orang. Tapi tidak selayaknya kepemimpinan muda berorientasi kepada uang dan materi belaka. pemuda harus sadar bahwa itu hanyalah ‘alat’ bukanlah merupakan tujuan. 

Tujuan dan cita-cita Pemuda dari masa ke masa semakin menurun, hanya sebatas jangka pendek seperti halnya kerja untuk uang atau yang kuliah asal lulus dan mendapatkan gelar untuk kerja. Miris melihat dan mendengar jawaban yang sudah dapat diprediksi dan tidak membangun citra kepemimpinan yang akan membimbing perubahan pada masyarakatnya.

Dulu, seorang pemuda selalu seseorang yang mempunyai mimpi besar yang kadang di cap ‘gila’ karena berani melawan arus kewajaran umum. Namun, dia mempunyai keyakinan yang kuat dan terus melatih diri untuk mewujudkannya.

Pemuda yang dimaksud disini adalah pemuda yang murni, mengutip pendapat Taufik  Abdullah  (1974) Pemuda adalah generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Maka pada persoalan ini pemuda merupakan generasi yang masih membekali diri terhadap dunianya, memiliki pandangan dan cita-cita yang besar. Sehingga sejatinya pemuda bukanlah jenjang usia, melainkan semangat kepemimpinan dan roh pembebasan yang hidup dalam jiwa raganya.

Hanya pada pemuda seperti itulah yang dapat melakukan pembebasan kepada pemuda lainnya akan belenggu kehidupan yang memiskinkan, membodohkan serta menjajah, merebut kemerdekaan para pemuda, bangsa dan umat Manusia.

*Silakan Share