Ancam Warga Muhammadiyah, PDPM Kerinci Dorong Polri Proses Hukum Peneliti BRIN

KERINCI – IDEAA.ID || Andi Yalmi, ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah kabupaten Kerinci tanggapi komentar oknum ASN BRIN yang ancam bunuh warga Muhammadiyah, Kamis (27/4/23).

Tanggapan tersebut disampaikan melalui pernyataan resmi PDPM Kerinci. Adapun bunyi pernyataannya, yaitu sebagai berikut.

Pernyataan Sikap Pemuda Muhammadiyah Kerinci:

  1. Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Kerinci menyayangkan dan mengecam oknum ASN BRIN yang menunjukkan sikap intoleransi terkait penetapan 1 syawal 1444 H dengan metode hisab oleh Muhammadiyah. Tindakan ini mengarah pada retaknya ukhuwah islamiyah antar golongan masyarakat yang selama ini berjalan dengan harmonis. Padahal perbedaan yang ada di tubuh umat islam adalah bagian dari ikhtilaf yang semestinya harus diterima dengan lapang dada oleh semua golongan, bukan malah sebaliknya salah satu golongan merasa paling benar dan berhak memaksakan ijtihad tunggal.
    Intoleransi terhadap perbedaan penetapan hari raya Idul Fitri 1444 H adalah tindakan yang tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia. Indonesia adalah negara yang dihuni oleh berbagai etnis, agama, dan budaya, sehingga toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan harus menjadi nilai yang dijunjung tinggi. Dalam hal ini, menghormati perbedaan penetapan hari raya Idul Fitri adalah sebuah wujud dari nilai-nilai tersebut.
  2. Pemuda Muhammadiyah kabupaten Kerinci mendorong POLRI untuk melakukan proses hukum agar penanganan kasus ini dilakukan secara adil dan obyektif, dan pihak yang terlibat dalam tindakan intoleransi harus dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun, di sisi lain, pendekatan yang lebih konstruktif dan edukatif juga dapat dilakukan untuk mengatasi isu intoleransi ini, agar tidak menjadi preseden buruk yang berkelanjutan.
  3. Meskipun secara resmi oknum tersebut telah meminta maaf secara terbuka kepada Muhhamadiyah.
    Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Kerinci mengajak kepada semua pihak untuk tetap bekerja sama untuk membangun masyarakat yang inklusif dan toleran. Kepada warga masyarakat Indonesia yang beragama Islam, kita harus terus mempromosikan nilai-nilai toleransi dalam beragama dan menolak tindakan intoleransi terhadap perbedaan, termasuk dalam hal penetapan hari raya Idul Fitri.
  4. Mari kita gelorakan selalu sikap tawassuth (sikap tengah-tengah) tawazun (seimbang), I’tidal (tegak lurus) tasamuh (toleransi), agar kita benar benar menjadi ummatan washatan (masyarakat harmonis atau masyarakat yang berkeseimbangan, masyarakat yang moderat).

Demikian bunyi pernyataan sikap tersebut yang dibuat secara resmi oleh PDPM Kerinci. (*)

*Silakan Share