Oleh: Amhar Rasyid
Jakarta: 2 Mei 2025
Assalamu’alaikum wr,wb Bapak2/Ibuk2/Adik2 pembaca setia tulisan saya tiap Jum‘at. Salam sehat selalu! Saya akan senang bila Bapak2/Ibuk2/Adik2 semua sudi membaca tulisan saya berikut berjudul ADA YANG INDAH…tetapi lebih diutamakan untuk adik2 kawula muda, oleh sebab itu beberapa kalimat yang indah saya kutip dari Google. Dalam kehidupan ini bagaimanapun juga ADA YANG Indah dan ADA YANG tidak INDAH: akan lebih bijak bila kita bicarakan yang indah2. Ada sikap yang Indah tetapi adapula sikap yang tak indah: kita memilih SIKAP yang Indah2. Ada kata2 yang Indah untuk diucapkan dan ada pula kata2 yang TAK Indah: mari kita pilih kata2 yang INDAH. Hidup ini adalah PILIHAN kata orang2 bijak.
Ada yang INDAH dalam berteman. Indahnya berteman tatkala pertimbangan hati nurani yang diutamakan. Pertemanan itu dijadikan ajang perekat keakraban. Hindari menonjolkan diri kita pada teman. Jadikan bahu kita tempat bersandar teman yang menangis dan berikan tepuk tangan disaat teman kita sukses, kata orang bijak. Teman ketawa memang banyak, teman menangis susah dicari. Memang indah berteman…..bila kita bijak berteman dengan orang lain. Nenek moyang terpaksa berteman karena takut dikucilkan. Orang modern berteman karena ada HP yang mempererat pertemanan. Berteman via HP adalah berteman di dunia maya. Di balik pertemanan via HP ada perusahaan yang mencarai laba dengan menjual quota. Tetapi mungkin sebaiknya tidak semua rahasia diceritakan kepada teman, sebab boleh jadi besok dia bukan lagi menjadi teman. Orang politik gonta-ganti teman: karena kepentingan. Orang bisnis gonta-ganti teman: karena ada keuntungan. Nabi juga berteman: karena se IMAN.
Ada yang INDAH saat2 duduk di bangku SLA. Di saat itu, kata para ahli, adalah saat2 kita mencari jati diri. Jati diri sendiri. Bila kebetulan lewat di depan Gedung sekolah dulu, terketuk hati terbayang masa2 indah di sana, teringat suka duka, teringat ibuk dan bapak guru, teringat teman2 dulu. Maka gedung sekolah itu sangat berkesan, impressif, ada teman cewek, ada teman cowok, tetapi di lapisan bawah dunia pertemanan semasa di SLA mengendap kenangan manis yang mungkin akan dibawa mati. Harta dunia jelas tidak dibawa masuk kubur, tetapi kenangan semasa di SLA, bagi saya pribadi, sangat membekas dalam memory (ilal lahdi). Kadang2 kenangan INDAH tersebut ingin untuk diulangi lagi, tetapi roda sejarah tak pernah mundur kembali….hanya kenangan INDAH yang tersisa. Kenangan anda bagaimana? Bila anda merasakan hal yang sama, berarti kita sama2 punya hal yang INDAH dalam memory. Nabi Muhammad tidak bersekolah: tetapi indahnya sekolah karena tempat mengajarkan akhlaqnya.
Ada yang INDAH di malam sunyi. Malam, dalam Kamus, artinya saat mulai dari tenggelamnya matahari hingga waktu tidur. Orang bilang, Malam adalah selimut kesunyian untuk menghangatkan sisi yang kelam dari kejamnya roda dunia’. Jangkrik, cacing dan cicak semua bernyanyi di saat sebagian kita solat tahajud (qiyamul lail) dan sebagian kita tidur pulas. Sebagian orang menikmati malam sunyi untuk merancang hari esok yang lebih baik, sampai2 indahnya malam berlalu dan dia resah sendiri. Ada pepatah: Malam memang kian sunyi, tetapi yang bermalam di kepalamu bikin pusing’. Artinya orang sibuk mikir sehingga malampun berlalu. Indahnya malam adalah nikmat yang perlu dirasakan. Indahnya terasa, dimana terdengar bisikan hati nurani antara hamba dengan sang Pencipta….al-Qur’an bilang bahwa Tuhan lebih dekat kepada hambaNya dari pada urat leher kita sendiri. Joseph Roux mengatakan: ‘Tuhan sering mengunjungi kita, tetapi kita yang seringkali tidak di rumah’. Semua itu tentu indah di malam yang sunyi. Memang kadang2 ada yang salah untuk bisa hidup yang indah…tetapi Nabi di malam sunyi semacam itulah dia solat tahajjud. Keindahan malam dinikmatinya, bukan kenikmatan fisik antara sesama hamba yang mesra berdua, tetapi lebih pada kenikmatan taqwa antara human dan non-human.
Ada yang INDAH di kala subuh di saat fajar belum menyingsing. Buka jendela rumah, lihat kilauan alam semesta seakan menjanjikan umur kita masih akan panjang, ya panjang dan kita menatap masa depan dengan ceria. Subuh itu seakan menjanjikan pintu rezeki baru, peluang baru untuk berkarya mengejar cita2, se akan2 kita ditaruh di garis start. Ayam berkokok bersahut-sahutan, azan sambung menyambung dari satu masjid ke masjid lainnya, indahnya subuh terasa bagi kita yang memang bangun pagi. Early birds catch the worms (Burung yang bangun pagi2 banyak dapat cacing). Bung Karno berpidato: Kembalikan Irian Barat sebelum ayam berkokok! Tetapi bukankah sebelum subuh Nabi juga sudah kembali dari Mi’raj?….hanya mungkin ada kawula muda yang membaca tulisan saya ini yang selalu terlambat/tidak solat subuh.
Ada yang INDAH di waktu memanggil isteri, di saat dia menoleh dengan senyum, di saat itulah semakin kuat jalinan cinta kasih. Nabi memanggil isterinya (Siti Aisyah) dengan Ya Humairaaaa’ (hai si pipi merah), lantas kita memanggil isteri kita dengan apa? Kata ustaz Syam Elmarusy: Nabi sangat romantis dengan isterinya. Selalu mendengarkan keluhan2 isterinya, selalu makan sepiring berdua, minum di gelas yang sama, bahkan pada gelas yang ada bekas bibir isterinya. Hahaaaa…kalah mesra kita.
Ada yang INDAH di saat sendirian, banyak persoalan terpikirkan, banyak problema hidup harus dipecahkan, banyak tugas harus diselesaikan, banyak hutang harus dilunaskan, banyak kenangan terpikirkan, banyak teman hanya tinggal kenangan, banyak kesalahan jadi penyesalan, banyak mantan pacar, gagal jadi pasangan. Istilah Yunani: Sophrosyne adalah gambaran keseimbangan dan pengendalian diri. Kata Goethe: BAKAT kita terbentuk dalam kesunyian/kesendirian, sementara WATAK kita terbentuk dalam getirnya pengalaman hidup.
Ada yang INDAH dalam suasana solat, begitu dekat Hamba dan Tuhan, begitu kuat taqwa dan ihsan, begitu terasa ingin taubat dari godaan setan, begitu suci untaian bacaan, di saat-saat semacam itulah Umar bin Khattab berpesan: Cabutlah anak panah yang tertancap di tubuhku di saat aku nanti sedang solat! Di saat solat, bisikan hati Nurani di dalam dada sedang berkomunikasi dengan Tuhan Yang maha Mendengar. Indahnya solat akan terasa jika diucapkan dengan mesra antara Hamba berdua dengan Pencipta: ibarat kata2 mesra yang diucapkan dengan syahdu antara dua sejoli, maka tidak akan menyentuh hati bila kata2 mesra diucapkan dengan cara kasar: I love you. Indahnya solat Nabi berlangsung lama hingga membuat kakinya bengkak.
Ada yang INDAH di saat membaca WA, hp di tangan, jari terus menyentuh layar, kadang diketik, tulisan2 ingin dibaca, kadang suka kadang dicela, kita lupa orang disekitar, kita lupa kopi telah dingin, buku2 dan majalah telah bertukar, asyik memang membaca WA, hanya orang yang bijaksana membaca WA seperlunya, apalagi mengetik WA. Memang benar, di zaman sekarang, bukan lagi Cogito Ergo Sum (Aku berpikir maka aku ada) sebagaimana motto Descartes, tetapi ‘Aku MENGETIK maka aku ada’ kata Budi Hardiman. Mengetik dengan jari di atas layar HP membuat diri merasa ADA. Jari tangan terus bergoyang: Licinnya tasbih boleh jadi telah berganti dengan licinnya layar HP. Indahnya serba-serbi dunia bisa terlihat dari dalam HP. Nabi memang tak pernah punya HP, tetapi jasa HP ikut memberitakan Indahnya ajaran Nabi.
Ada yang INDAH di saat membaca buku: buku bisa memperluas cakrawala, buku adalah teman yang tak pernah marah bila ditanya, buku adalah benda yang tak pernah bilang bosan bila dibaca, dalam buku tak pernah berobah kalimat dan kata2, baca buku tak perlu kita bayar quota, tak perlu berterimakasih usai membaca, hanya kena denda bila terlambat mengembalikan buku Pustaka. Kindle Amazon memang menyaingi buku biasa, tetapi tetap saja rasa mesra dekat dengan buku biasa. Arahkan putra2 anda untuk membaca novel2 sastra kata Prof. Karlina Supelli. Bacakan dongeng untuk anak2 sebelum mereka tidur kata para orang tua di Barat. Sebab novel yang indah akan membuat anak mengimpikan masa depan yang indah. Dongeng menjelang tidur akan sulit dilupakan sebab ia dibawa tidur, di saat pikiran istirahat sementara. Buku menggiring cara berpikir dalam kesunyian. Dongeng menjelang tidur akan selalu teringat hingga tua. Entah kenapa? Mungkin cerita2 Nabi akan lebih elok juga diceritakan oleh ibu bapanya menjelang anak tidur.
Waktu saya duduk di bangku PGA (Pendidikan Guru Agama) Payakumbuh sekitar tahun 1970an, guru Bahasa Indonesia (alm. Buk Jasmar) mengatakan di depan kelas bahwa kami siswa2 boleh meminjam buku/novel gratis di Perpustakaan Sekolah. Alangkah bahagianya saya mendengar berita itu dan langsung saya pinjam dan baca novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk oleh Hamka, novel Salah Asuhan oleh Abdul Muis, novel Siti Nurbaya oleh Marah Roesli dan lainnya. Membacanya berminggu2 membuat saya terharu dan kadang2 meneteskan air mata. Hingga kini sudah 50 tahun lebih cerita novel tersebut masih membekas dalam ingatan saya. Para pengarang novel tersebut nampaknya pandai menggelitik suara batin kita yang terdalam dan kemudian membenturkannya dengan realitas kehidupan, sehingga kita terpesona dengan hasil karangannya. Indahnya membaca terletak disitu.
Di Jepang, banyak orang di atas bus, di halte dan di kereta terbiasa membaca buku. Finlandia di Eropa punya terbanyak perpustakaan di seantero negerinya. Sayangnya, istilah Tutup Buku oleh bagian keuangan memang biasanya tak seindah membaca buku. Aristoteles pernah menyebut istilah eudaimonia: artinya mengajak pembaca buku untuk merenung arti hidup yang sesungguhnya dan memberi motivasi untuk mencapai arti kehidupan. Nabi tidak menulis buku tetapi Hadisnya dibukukan. Tatkala dibukukan, Indahnya cerita Hadis menjadi konsumsi pengajian, jarang sekali untuk cerita anak menjelang tidur.
Ada yang INDAH saat menulis. Menulis adalah merangkai ide menjadi huruf2, kata2 dan kalimat2 dengan sepenuh daya pengetahuan dan kemampuan jasmani dan rohani. Menulis membiasakan berpikir runut dan logis. Dan banyak berpikir, kata orang, boleh jadi akan menolak kepikunan. Pandai menulis merupakan kebiasaan yang terlatih. Untuk menulis, kata Stephen King, kita harus memulai dengan kebiasaan menulis. Orang yang ingin menulis tapi tak pernah memulainya, katanya, sama saja dengan bermimpi pingin punya mobil tetapi tak berusaha membelinya. Dikatakan bahwa Imam al-Ghazali pernah berkata: Bila engkau bukan anak raja atau bukan anak ulama besar maka eloklah kamu menulis. Bagi saya, menulis adalah merangkai ide, membahasakan pemikiran dan perasaan. Setiap ujung kalimat yang ditulis harus dipikirkan probabilitas dampaknya apakah akan berujung pada mafhum mukhalafah (bertolak belakang) atau mafhum muwafaqah (bersesuaian) dengan pendapat orang banyak? Akan lebih bijak untuk memikirkan tulisan dimana banyak orang akan mengangkat jempol dengan tulisan kita karena mereka setuju dengan ide (isi tulisan) dan rangkaian kalimat yang kita persembahkan. Indahnya tulisan terletak pada cara/kiat untuk ‘menggelitik’ pemikiran orang lain agar kita dan dia sama2 bersetuju pada isi tulisan yang kita tulis. Hamka pernah menyebutkan : Tinta para ulama lebih utama daripada darah para syuhada. Mungkin suatu ide yang baik bila kita biasakan diri kita menulis ide/pemikiran agak satu paragraph setiap hari di layar HP, dan kita suruh juga anak2 kita menulis satu paragraph kemudian suruh kirimkan via HP bila berjauhan dengannya. Maka orang bijak mengatakan: Teruslah menulis! Paling tidak orang2 akan tahu bahwa kamu masih hidup.
Ada yang INDAH saat berbicara dengan orang lain yaitu Apa2 yang enak didengar oleh kuping orang lain. Bukan tidak bisa kita berucap kata2 jorok, tidak sopan, tetapi memang kita TIDAK MAU. Lidah harus dikendalikan. Untuk tidak berkata jorok tentu memerlukan intelek dan kepribadian yang tinggi. Sekali terucap kata2 kasar pada orang lain, tidak sopan, selamanya orang akan menilai kita sebagai pribadi yang jelek. Mengucapkan kata2 jorok, memaki orang lain dengan bahasa kasar, mirip dengan menempelkan besi panas pada botol plastic, ia membekas selamanya. Sekali kita menyebut jasa2 kita pada orang lain akan membuat orang lain menjauh dari kita. Yang akan jelek di mata orang lain adalah kepribadian kita juga. Tidak Indahnya kata2 bukan karena lidah tak bertulang tetapi karena lidah yang memang harus diberi tulang. Orang2 tua bilang: Mulut manis kucindan murah. Kucindan artinya kata2 yang bikin ceria, sedikit guyon. Socrates berpesan: Orang penting suka membicarakan ‘Pemikiran’ orang lain, Orang kelas Menengah suka membicarakan ‘pekerjaan’ orang lain, dan Orang kelas rendah paling suka membicarakan ‘kasus’ orang lain (gossip). Kelas anda termasuk yang mana? Kebanyakan dari kita memang terlahir dari masyarakat kelas rendah, suka gossip, tetapi tugas kitalah mengangkat diri kita ke level yang lebih tinggi. Ingat Heidegger juga bilang: Suatu pernyataan akan bermanfaat sejauhmana ia bermanfaat bagi kita juga. Indahnya kata2 yang keluar dari mulut ibarat keluarnya bunga mawar cantik dari mulut: terlompat warna2 yang indah dan bau wewangian yang harum semerbak. Itulah Indah. Indahnya berbicara terletak pada dampak baik akibat dari apa yang meloncat dari mulut, kata Nabi, atau lebih baik kamu DIAM (Falyaqul khoyron aw liyashmuth).
Akhirnya….
Dari semua yang indah2 di atas, ada yang sangat INDAH untuk diucapkan di saat sakratul maut: apa itu? Bacaan Laa…. Ilaaa……ha Illallaaaaaaaaaah.
Sekian dulu Bapak2/Ibuk2/Adik2 semua, terimakasih telah membaca. Mohon maaf bila ada kata2 yang salah. Wassalam, pamit, Amhar Rasyid, Jambi.