Sungaipenuh-Ideaa.id Salah satu paslon Wako Sungaipenuh Tidak terima disebut tidak paham usia Kota, padahal dalam orasinya jelas-jelas menyebutkan Kota Jauh lebih baik dari 30 Tahun yang lalu. Malahan oknum Timses yang sepertinya meradang mengatakan, konteks yang disampaikan calon tersebut adalah Sungaipenuh dari masa ke masa. Bukan konteks Kota Sungai Penuh.
“Menapikkan itu urusan merekalah. Publik yang menilai”, ujar Yoni, pemuda Kota Sungai penuh sambil tertawa
Lanjut, Desrianto Kudri, yang merupakan mantan Anggota DPRD Kota Sungaipenuh megatakan, tidak apel to apel membandingkan 30 tahun yang lalu dengan kondisi saat ini. 30 Tahun lalu Sungaipenuh sebagai Ibu Kota Kabupaten Kerinci. Setelah Sungaipenuh mejadi daerah ottonom, banyak kemajuan tata kota yang dinikmati masyarakat.
“Jauh lebih cantik dan lebih maju sekarang. Massa ya tidak ada baik-baiknya dari 30 tahun yang lalu. Lucu saja. Saya rasa membandingkan zaman jadul dan zaman sekarang terkait tata kota (cantik) kurang tepat perbandingannya. Kenapa perbandingan ini diangkat sebagai materi kampanye ya?”, ujar Desrianto sambil tertawa ringan.
Selanjuynya, Terkait pernyataan Timses yang meminta Desrianto Kudri menjelaskan program Ahmadi yang berhasil. Desrianto dengan santai menjelaskan ada banyak kemajuan Kota yang harus diapresiasi selama 3,5 tahun kepemimpinan.
“Satu Rumah Satu Sarjana Wajib dilanjutkan, Infrstruktur jalan banyak kemajuan, titiknya merata harus Lanjutkan. Satu Kecamatan Satu Rumah Tahfidz Lanjutkan. Sukses menciptakan Ikon Baru Alun-alun Kota prestasi MTQ meningkat, Prstasi pendidikan meningkat Wajib ditingkatkan dan dilanjutkan. Banyak lagi. Padahal baru 3,5 Tahun”, ujar Des dengan santai.
Penutup, Desrianto mengatakan, walaupun sederet fakta yang dijejerkan. Oknum yang tidak senang pasti tidak akan menerima. Jadi tidak perlu dipersoalkan.
“Fakta terang tetap kabur dimata orang yang tidak suka. Biarkan saja. Biar publik yang menilai”, tutupnya. (YR)
