Transformasi Digital: Kunci Melestarikan Emas Hijau di Tengah Tantangan Produksi

JAMBI – IDEAA.ID || Perjalanan panjang Kebun Kelapa Sawit Bunut, yang awalnya bernama PTP 4, kemudian berubah menjadi PTPN 6, dan kini dikenal sebagai PTPN 4 Regional 4, menunjukkan betapa pentingnya perusahaan ini dalam sejarah perkebunan Indonesia. Kota Jambi mencatat sejarah sebagai lokasi berdirinya pabrik kelapa sawit pertama dengan nama Pinang Tinggi.

Kelapa sawit tak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kejernihan udara dan meningkatkan kesejahteraan petani. Hasil CPO dari PTPN 4 diolah melalui berbagai PKS Bunut. Meski kapasitas pabrik rata-rata mencapai 60 ton, hanya sekitar 30 ton yang beroperasi secara optimal.

Namun, produksi kelapa sawit mengalami penurunan signifikan, dari 800 ton/hari kini menjadi 400-500 ton/hari. Penurunan ini menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi demi kelangsungan usaha dan kesejahteraan petani.

Di era digital, PTPN 4 telah melakukan transformasi besar-besaran dengan mengadopsi teknologi digital di hampir seluruh administrasi perkantoran. Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengubah persepsi tentang perusahaan perkebunan yang kini lebih modern dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Inovasi terus ditingkatkan untuk memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) di tengah era teknologi yang serba cepat. Transformasi ini diharapkan mampu membawa PTPN 4 regional 4 menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan, menjawab tantangan industri perkebunan masa depan.

*Silakan Share