Prof. RHENALD KASALI: HATI2 FLEXING si CRAZY RICH

Assalamu’alaikum wr,wb Bpk2/Ibuk2/dik2ku/Anak2ku/ Mhsw2ku dan segenap pembaca budiman baik Muslim maupun non-Muslim di mana saja berada. Barangkali semua pembaca di sini setuju bahwa wawasan kita perlu terus diperluas. Untuk memperluasnya, seorang tokoh terkenal bernama Rhenald Kasali pantas kita baca buku2nya dan dengar pandangan2nya sejauh terkait kehidupan modern. Kehidupan kota yang mempengaruhi kehidupan di daerah2 kian hari semkin terasa baik secara teknologi mass media maupun gaya hiudup (life style). Di kota dan di daerah2 jelas mayoritas Muslim yang merasakannya, apalagi kadang2 tak terjangkau oleh wawasan/isi ceramah2 ustaz/buya/kiyai. Flexing, umpamanya, dianggap sebagai prilaku mewah di ibu kota yang kadang2 bertujuan negatif untuk menghimpun dana dari banyak orang setelah itu pelaku kabur atau untuk memajukan suatu produk di mana mass media sangat berperan. Crazy Rich dan gelar sultan2 bermunculan secara mendadak sehingga menelan korban bagi yang tertipu. Fenomena inilah yang banyak dikomentari oleh Rhenald Kasali. Bagaimana sebenarnya Crazy Rich tersebut, dari mana sumber dananya, apa akibat2nya dan bagaimana sebaiknya sikap kita menghadapinya? Nilai2 apa yang perlu diambil bagi kita sebagai umat beragama? Itulah contoh pertanyaan yang perlu dijawab dalam tulisan ini dalam beberapa paragraf, dan sumbernya penulis ambil dari berbagai Podcast, Youtube dan Google. Selamat membaca.

Siapa Rhenald Kasali? Ia adalah salah seorang praktisi bisnis, ekonom terkenal dan akademisi. Lahir di Jakarta tahun 1960. Tamat S3 dari Universitas Illinois, USA (1998). Ia adalah guru besar ilmu manajemen di Universitas Indonesia (UI), pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Telkom (2019-2021), Komisaris Utama PT Angkasa Pura II (2003-2006), Wakil Ketua Team Independen Reformasi Birokrasi RI, Komisaris PT Indomobil (2004-2009), Komisaris PT Dirgantara, Komisaris Independent PT Indofarma, Ketua Program Studi Manajemenn Pascasarjana Program Doktor FE UI (1998-2005), Komisaris PT Pos Indonesia, dan banyak lainnya. Dosen Terbang untuk Program Majister di Univ. Sam Ratulangi, Univ. Tanjung Pura, Univ. Udayana, Univ. Lampung, dll. Sekarang ia mempunyai Rumah Perubahan di Kawasan Bekasi. Ia juga banyak menulis buku dan mengisi acara2 di berbagai Podcast: Dedy Corbuzier, Ratu A. Sumirat (Liputan 6), memperoleh banyak penghargaan, Mahfud MD menjulukinya sebagai orang sangat cerdas pintar, Pemikirannya bertemu pada pemikiran Prof. Amin Abdullah pada interkoneksi. Maksudnya berpikir linear tidak kondusif lagi untuk zaman sekarang. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besarnya berjudul: ‘Keluar dari Krisis: Membangun Kekuatan Baru melalui Core Belief dan Tata Nilai’. Bukunya yang terkenl berjudul ‘Change’.

Sebagaimana telah dikatakan di atas, yang menarik dari pemikirannya untuk disimak ialah fenomena orang kaya mendadak di kota2 besar, yang disebut Crazy Rich (Kaya Mendadak), diadaptasi dari Kaya Tujuh Turunan dan munculnya fenomena titel Sultan. Apa itu Crazy Rich? Istilah tersebut bermula dari film Korea berjudul Crazy Rich Asians yang dibintangi oleh Constance Wu dan Henry Golding, disutradarai oleh John. M. Chu, direlease di Indonesia bulan September 2018, kemudian istilah tersebut cepat menyebar terutama di Jakarta. Banyak orang tergiur/terpesona oleh Crazy Rich sehingga rela menanamkan modalnya untuk meniru cara sukses Crazy Rich dan akhirnya tertipu. Contohnya korban penipuan oleh Indra Kenz dan Doni Salmanan. Lebih jauh, menurut Google, Indra Kenz telah divonis 10 tahun penjara dan denda 5 M oleh Pengadilan Tangerang karena kasus penipuan berkedok perdagangan opsi biner malui aplikasi Binomo dan Money Laundrying (Pencucian Uang).

Sebetulnya bagaimana cara kerja Crazy Rich? Cara kerjanya ialah dengan menipu orang agar tergiur untuk menyerahkaan/invest pada usaha yang dijalankan oleh si Crazy Rich. Mereka menipu orang lewat media massa utamannya dengan cara pura2 kaya mendadak karena suatu usaha yang dijalankannya padahal ia fiktif/bohong2an, yang disebut Flexing. Bila anda memakai cincin berderet di jari2 anda membuat mata orang melotot karena melebihi kewajaran, itu namanya Flexing. Demikian pula bila si Crazy Rich memakai jet pribadi dan tersebar fotonya di media massa sehingga orang kagum, itu namanya flexing. Masalahnya, duit yang dipakai oleh si Crazy Rich bila bukan duit hasil keringatnya sendiri. Boleh jadi uang hasil titipan koruptor karena takut dipantau oleh KPK. Sebab yang akan ditakuiti oleh si koruptor bukan penjara (karena anak istri masih bisa makan dan hidup mewah) tetapi ‘pemiskinan’.

Bila takut dengan KPK, lantas kemana saja koruptor menyimpan uang haram tersebut? Pertama, kata Kasali, boleh jadi diserahkan kepada si Crazy Rich. Kedua, boleh jadi dilarikan ke luar negeri: Cayman Island, Russia, Swiss, Panama, dll. Lebih jauh, untuk melacak pelarian uang hasil korupsi, Penulis juga mendapat info bahwa Indonesia mempekerjakan tenaga ahli di antaranya bernama Paku Utama. Menurut Paku, PPATK selama ini mengandung kelemahan, diantaranya bermata kuda (selalu melihat ke depan apa adanya). Pada hal si koruptor lebih canggih. Misalnya, untuk menyembunyikan data tentang hartanya, hasil korupsi, PPATK biasanya hanya mengandalkan data sekunder, bukan data primer. Kedua, si koruptor telah siap2 jauh sebelumnya bila ketahuan oleh penegak hukum, dia tahu bahwa computernya bisa disita kelak sebagaimana kita lihat cara kerja KPK. Tetapi liciknya si koruptor, mereka menyewa seseorang namanya ‘gate keeper’ untuk menyelamatkan data2, dia menggunakan lagi apa yang disebut Peladen (server cadangan) yang jauh dari terlacak oleh penegak hukum. Selain itu server Peladen juga punya sistem canggih bernama ‘disaster management’ (pemusnah data) jika dibutuhkan. PPATK kalah canggih. Si Crazy Rich adalah salah satu orang yang dipercaya koruptor untuk mengelabui petugas negara.

Nah, apa manfaatnya cerita ini bagi kita orang beragama? Mungkin jarang ceramah ustaz2 di langgar menjelaskan kehidupan kota yang flexing semacam itu, sementara korbannya mayoritas Muslim yang hidup di kota, ingin hidup glamour, cepat kaya, terkenal, pakai tas mewah, pakai mobil mewah, rumah mewah, ingin cantik bedah plastik , jalan2 ke luar negeri, sehingga tergiur ingin cepat kaya dan akhirnya menuruti bujukan si Crazy Rich dan menjadi mangsanya. Ada pula orang kota yang ingin cepat2 bisa Umrah atau Haji Plus-Plus akhirnya menjadi korban First Travel. Cobalah anda bayangkan gemerlapnya kehidupan duniawi perkotaan saat ini. Istilahnya banyak orang kota yang BPJS (Budget Pas2an Jiwa Socialita).

Kita yang tinggal di daerah, jauh dari Jakarta, lantas bagaimana? Kata Kasali, agar ber hati2 jangan tertipu oleh trick si Crazy Rich, perlu diperhatikan market terminologi dimana sekurangnya ada 3 teori signal yaitu: experience, credence dan conspicious. Maksudnya, experience (pengalaman): ada pesan apa di balik seorang/sebuah iklan, misalnya ada orang yang sedang mencicipi kopi enak? Credence ialah terkesan oleh dukun yang dapat menggandakan uang, terkesan oleh Sertipikat di belakang meja yang sengaja dipajang, terpesona melihat si pemilik usaha sedang berfoto dengan seorang selebriti. Dan Conspicious artinya tergiur oleh barang2 yang ditonjolkan mewah, branded (bermerk), rumahnya besar, megah. Jangan tergiur! Tunggu dulu nasehat Kasali. Sebab orang kaya beneran biasanya rendah hati, selalu menyembunyikan identitasnya, Om Liem Siok Liong (Pendiri BCA) pernah tak ketahuan oleh Kasali lagi makan di restauran di Surabaya di apit oleh beberapa bodyguardnya, tetapi semua yang makan sudah ditraktirnya, dan dia pergi tanpa foto2. Tetapi si Crazy Rich biasanya suka pamer, suka difoto, ingin ditiru, sikap dermawannya ditonjolkan biar banyak orang tahu dan tujuan akhirnya untuk mencari korban investornya. Hati2lah!

Bila melihat tradisi keislaman, menurut Penulis, ingatlah nasehat Imam al-Syathibi yang membagi kebutuhan hidup menjadi 3 tingkatan; dharuriyat/emergency, hajjiyat/kebutuhan dan tahsiniyat/berhias2/bercantik2. Ini jarang disinggung oleh ustaz2. Dharuriyat adalah kebutuhan primer/emergency, yang paling mendasar seperti beras, listrik, air, pakaian, rumah, pendidikan. Hajjiyat adalah kebutuhan penting di bawah peringkat dharuriyat: misalnya punya mobil (bila tak punya mobil masih bisa naik kendaraan umum), Naik Haji (bila tak mampu juga dak apa2), dan tahsiniyat: misalnya jumlah baju lebih dari kebutuhan karena tuntutan beribadah yang suci, sepatu sebagai ganti sandal, sesekali makan2 di luar bawa keluarga, wisata, jalan2 ke luar negeri, rumah pakai AC, dll. Yaa, dharuriyaat, haajjiyat dan tahsiniyat namanya. Artinya hiduplah dengan wajar di alam modern tetapi jangan ingin cepat kaya mendadak, boleh jadi hal yang anda kagumi tersebut ‘ngibul’ (flexing). Mandirilah dalam berpikir, jangan tergiur ajakan teman2, hati2 bos/atasan anda boleh jadi ada niatnya akan menjebloskan anda masuk penjara dengan tindak pidana korupsinya.

Demikianlah pokok2 pikiran yang Penulis urai dari cerita dan nasehat tokoh terkemuka Prof. Rhenald Kasali yang mungkin menarik bagi anda dan keluarga, anak cucu, teman dan sahabat untuk disimak dan akan berfaedah bila diikuti untuk menyelamatkan harta dan diri anda dalam kehidupan modern. Boleh jadi ceramah/khotbah di rumah2 ibadah kita (Muslim dan non-Muslim) belum banyak membicarakan hal itu maka izinkan saya di sini membantunya. Hati2 sebelum anda menjadi korbannya. Sekian.
Mohon pamit, maaf bila ada kata2 yang salah, wassalam. Amhar Rasyid, Jambi.

*Silakan Share