Kasus DBD Meningkat, Dinkes Kerinci Himbau warga tingkatkan PHBS

KERINCI – IDEAA.ID || Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kerinci melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Hermizan mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Saat diwawancarai Kabid P2P Hermizan mengatakan Untuk diketahui bahwa pada awal tahun 2024 ini sudah terjadi peningkatan kasus DBD. 

“Selama tahun 2023 terdapat 25 kasus DBD,  sedangkan pada Triwulan pertama awal tahun tahun 2024 sudah tercatat 67 kasus DBD.

Terkait dengan hal tersebut dihimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dengan kasus DBD, jika mengalami gejala demam lebih dari tiga hari segera datang ke Fasilitas pelayanan kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan dan  mendapatkan pengobatan lebih lanjut,” Ungkap Kabid Hermizan. Senin (13/5/2024).

Kabid Hermizan menambahkan DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.

“Upaya penting  yang dapat dilakukan adalah upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menguras, menutup, mendaur ulang (3M) serta  Plus menghindari dari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk dan mengurangi aktivitas diluar rumah ” Ungkap Kabid P2P.

Dikatakan Hermizan, Adapun gejala yang timbul pada penyakit DBD antara lain panas tinggi lebih dari 39 derajat celcius, nyeri otot dan nyeri sendi, mual dan muntah, nyeri ulu hati, dan dapat disertai pendarahan jika terlambat ditangani bahkan dapat menyebabkan kematian.

Virus DBD ini belum ditemukan obatnya. Sehingga, masyarakat diingatkan untuk mengutamakan pencegahan.

Meningkatkannya kasus DBD di Kabupaten Kerinci salah satu penyebabnya karena genangan air pasca banjir pada awal tahun 2024, sehingga banyak jentik nyamuk yang berkembang biak dengan cepat.

“Upaya dilakukan dari Dinkes saat ini meningkatkan promosi kesehatan terutama dalam menerapkan PHBS dan rutin melaksanakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan melibatkan dan meningkatkan Peran Serta Masyarakat terutama Kader Kesehatan di Desa. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) dan penaburan larvasida pada genangan air yang sulit untuk dibersihkan, sementara itu upaya fogging focus (pengasapan) tidak memberikan dampak signifikan dalam penurunan kasus DBD, maka peran lintas sektor  dalam penerapan PHBS di tatanan masyarakat sangat diharapkan” Tutup Hermizan.

*Silakan Share