“Mesti Tahu Kapan harus Bicara dan Tutup Mulut”

Oleh : Agus setiyono
( Sekjen PWM Jambi )

Kemampuan untuk mengetahui banyak hal atau memiliki pengetahuan yang luas adalah suatu kelebihan yang sangat berharga. Namun, kebijaksanaan sejati datang dari kemampuan untuk mengenali kapan saat yang tepat untuk berbicara dan kapan harus diam. Ungkapan “Karena Kamu Tahu Semuanya, Kamu Juga Harus Tahu Kapan Harus Tutup Mulut” mencerminkan pentingnya memiliki kepekaan sosial dan memahami kapan harus berbicara serta kapan harus merendahkan diri.

Dalam banyak situasi, pengetahuan yang luas dapat membantu seseorang memberikan wawasan dan solusi yang berharga. Namun, jika tidak diimbangi dengan kebijaksanaan dalam berkomunikasi, hal ini bisa membuat orang terlihat sombong atau merendahkan orang lain. Berbicara tanpa menghargai pendapat atau pengetahuan orang lain dapat merusak hubungan dan mempengaruhi reputasi.

Kemampuan untuk mengenali kapan harus diam adalah sifat yang dihormati dalam budaya berbagai komunitas. Menghargai ruang bagi orang lain untuk berbicara, mendengarkan dengan seksama, dan tidak selalu mencoba mendominasi percakapan adalah tanda kematangan sosial. Terkadang, kelebihan pengetahuan seharusnya tidak diungkapkan untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan dalam interaksi sosial.

Dalam lingkungan profesional, kemampuan untuk mengetahui kapan harus tutup mulut juga sangat penting. Meskipun memiliki pengetahuan yang relevan, menghormati peran dan otoritas orang lain serta menghindari mengganggu alur pertemuan atau diskusi adalah sikap yang penting. Terlalu banyak berbicara atau mengkritik tanpa dasar yang kuat dapat merugikan reputasi dan hubungan profesional.

Dalam hidup sehari-hari, mengingatkan diri sendiri tentang ungkapan ini bisa membantu seseorang menjadi lebih sadar akan dampak kata-kata mereka. Bukan hanya tentang berbicara untuk mengesankan, tetapi juga tentang berbicara dengan tujuan dan menghormati perasaan serta pandangan orang lain. Dengan demikian, kita dapat membangun hubungan yang kuat, menghindari konflik yang tidak perlu, dan menunjukkan bahwa pengetahuan sejati adalah yang diiringi dengan sikap yang bijaksana.

Wallahu a’ lam bishawab.

*Silakan Share