Pembenaran atau Kebenaran baru

Oleh : Agus setiyono

Di era yang dipenuhi dengan konektivitas online dan dominasi media sosial saat ini, muncul istilah yang menarik, yaitu “Kebenaran Baru”. Meminjam istilah Dahlan Iskan ( mantan menteri BUMN ), konsep ini mengacu pada pemahaman baru yang bukan sekadar kebenaran, melainkan suatu bentuk kebenaran yang baru dan unik.

Kebenaran baru ini tidak hanya berakar pada fakta atau realitas yang ada, melainkan juga dipengaruhi oleh persepsi dan cara pandang yang terus-menerus berubah, terkadang secara tiba-tiba. Dalam lingkungan yang dipenuhi dengan informasi sporadis dan framing yang berbeda-beda, interpretasi seseorang terhadap suatu peristiwa atau fakta dapat berubah seiring berjalannya waktu. Dengan adanya media sosial sebagai kanal utama penyebaran informasi, kebenaran baru dapat terbentuk melalui berbagai sudut pandang yang disajikan secara terus-menerus kepada khalayak.

Namun, penting untuk diingat bahwa kebenaran baru ini bukanlah representasi absolut dari kebenaran sejati. Sifatnya yang fleksibel dan rentan terhadap pengaruh eksternal menjadikannya lebih kompleks daripada sekadar fakta mentah. Oleh karena itu, dalam menghadapi fluktuasi informasi dan persepsi yang terus-menerus berkembang, penting bagi individu untuk tetap kritis dan mampu memilah informasi guna membentuk pandangan yang lebih berimbang dan mendekati kebenaran sejati.

*Silakan Share