Oleh : Muhammad Arif Safwan – Mahasiswa Fakultas Peternakan UNJA
Pemilu raya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan Universitas Jambi sudah di depan mata, guna menumbuhkan semangat demokrasi dan jiwa kepemimpinan di kalangan mahasiswa Fakultas Peternakan.
Pemilihan calon Ketua dan Wakil ketua BEM menjadi agenda penting yang dilakukan setiap tahunnya.
Pada tahun ini, pemilihan calon ketua dan wakil ketua BEM diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPU-M) Fakultas Peternakan yang di ketuai oleh Indah.
Setelah panitia KPU-M berhasil menyeleksi paslon melalui beberapa persyaratan khusus yang sudah mereka penuhi, tersaringlah 2 kandidat yaitu;
- Paslon 01 M firdaus dan wakilnya Sofyan ilhamsyah
- Paslon 02 Abdi hamdani nasution dan wakilnya Egi prima Herdianto.
Dengan adanya 2 paslon yang saling beradu visi misi untuk menjadikan mereka sebagai calon unggulan.
mahasiswa yang berpartisipasi dalam pemilu raya ini, baik para calon maupun pendukungnya agar mementingkan kepentingan FAPET di atas kepentingan pribadi ataupun kelompok.
Jangan hanya utamakan bagaimana untuk menang. Kalian itu satu almamater, satu keluarga. Persaudaraan tidak boleh luntur hanya untuk mengejar jabatan. Mahasiswa harus memberi contoh yang baik. jangan ternoda lagi hanya gara-gara pemilihan ketua BEM. Kalian nodai berarti kalian telah menodai diri kalian sendiri.
Sebagai Mahasiswa kita haruslah tetap menjaga keamanan dan ketertiban prosesi PEMIRA, baik pada saat pelaksanaan pemilu maupun setelah pemilu. akan tercipta dinamika politik yang positif dan bukan sebaliknya
Kita tahu pada setiap ajang pemilihan pemimpin selalu diwarnai persaingan, yang merupakan suatu keniscayaan dalam demokrasi.
Namun bersainglah secara Adil, berdemokrasilah secara baik dan bermartabat, tetap jaga kondusifitas dan masing-masing pihak tanamkan komitmen siap menang dan siap kalah, berjiwa kesatria dan selalu menjaga keharmonisan hubungan antar sesama mahasiswa.
Tunjukkan intelektualitas kita dan berikan contoh cara berdemokrasi yang baik dan benar sehingga bisa menjadi rule model bagi proses demokrasi lainnya.
