HABIS MALU TERBITLAH KETENARAN

Oleh : IMMawati Annaimah – Mahasiswa PG PAUD FKIP Universitas Jambi

Lagi-lagi di media sosial, Pada Mei tahun 2022 beberapa bulan yang lalu telah di gegerkan dengan beredarnya sebuah video seorang muslimah berhijab, akan tetapi memamerkan payudaranya, hal tersebut menjadi perbincangan hangat bagi pengguna media sosial terutama tiktok.

Video tersebut dianggap sebagai pelecehan agama karena perempuan tersebut menggunakan hijab yang menjadi salah satu pakaian muslimah, Tanpa rasa malu pengguna tiktok itu meminta maaf dengan alasan yang tidak masuk akal. 

Tidak hanya orang dewasa tetapi juga remaja remaja yang tidak memiliki adanya tata krama, kurangnya adab, berprilaku yang tidak sesuai dengan umur, bahkan itu adalah suatu kebanggaan yang mereka miliki dan berharap itu menjadi alasan agar mereka terkenal, agar mereka diundang disalah satu acara stasiun TV, sehingga yang dapat kita simpulkan dari kejadian kejadian ini bahwa malu bukanlah lagi hal yang harus di miliki seseorang terutama muslim.

Orang orang akan melakukan banyak hal demi ketenaran meski ia harus membuang marwahnya sekalipun, banyak sekali contoh-contoh pengguna sosial media di zaman sekarang berlomba-lomba untuk viral, hal yang tidak senonoh pun sekarang beredar semakin marak.

Mirisnya melihat fenomena tersebut banyak terjadi pada remaja muslim seolah tidak ada lagi rasa malu mereka untuk mengumbar aib sendiri, padahal Rasulullah SAW mengatakan bahwa malu sebagian dari iman yang di riwayatkan oleh Imam Abu Dawud.

Rasa malu dikaitkan dengan keimanan. Salah satu pertanda bahwa seseorang beriman adalah menyandang rasa malu, Artinya, seseorang yang pada dirinya tidak memiliki rasa malu maka tidak bisa disebut sempurna imannya. Rasa malu dalam Islam dijadikan standar atau indikator untuk melihat seseorang itu beriman atau tidak.

Rasa malu berhubungan erat dengan keimanan. Seseorang yang tidak memiliki rasa malu itu Entah imannya yang lemah atau rasa malu itu sendiri sudah pergi jauh dari dirinya,sehingga mereka merasa percaya diri melakukan perbuatan tercela tersebut.

Lalu siapakah yang akan bertanggung jawab atas kejadian ini? Siapa lagi jika bukan orang tua,merekalah yang bertanggung jawab atas anak anak mereka. Pendidikan akhlak sangat perlu disiapkan para orangtua kepada anak-anaknya,terutama ibu, karena ibu adalah madrasah pertama seorang anak. 

Orang tua merupakan pondasi utama untuk mendidik akhlak dan nilai agama anak-anak mereka. Pondasi Akhlak yang kuat akan menjadikan seorang anak yang memiliki sikap dan etika yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.

Pondasi itu salah satunya sikap malu,namun Rasa malu inilah yang sudah menghilang. Idealnya, dengan adanya rasa malu ini, merasa malu dilihat oleh masyarakat, diri sendiri, dan terutama oleh Allah swt maka tidak akan ada hal yang terjadi seperti sekarang.

Sudah seharusnya sebagai insan yang beriman dan bertakwa kita harus selalu menjaga marwah diri kita dan menjaga dari perasaan malu jika melakukan perbuatan yang tidak pantas, meskipun tidak dilihat oleh orang lain, karena sedikit banyak akan membawa pengaruh dari kwalitas keimanan seseorang.

Rasa malu sangat penting untuk menjaga diri agar terhindar dari perbuatan tercela. Seseorang yang memiliki rasa malu tak akan mau turut serta dalam perbuatan maksiat,Sebab kendati pun tidak diketahui orang-orang, ia memiliki rasa malu kepada Allah SWT yang Maha Mengetahui. Orang yang memiliki rasa malu juga menandakan memiliki kehormatan, harga diri, dan akhlak yang luhur.

*Silakan Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *