Rabu, 8 Oktober 2025, Aula PKK Kota Jambi menjadi ruang perjumpaan gagasan dan semangat perubahan. Udara terasa hangat, namun lebih hangat lagi suasana yang tercipta ketika para peserta berkumpul dalam kegiatan *“Eco Bhinneka”*, sebuah inisiatif yang diprakarsai oleh *Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PP NA)*.
Kegiatan yang mengusung tema _“Kelola Sampah Hari Ini, Cegah Stunting Hari Esok”_ itu bukan sekadar seremoni lingkungan, tetapi merupakan gerakan moral yang memadukan kesadaran ekologi dengan tanggung jawab sosial. Di tengah tantangan global yang kian kompleks—mulai dari perubahan iklim hingga meningkatnya kasus stunting—Eco Bhinneka hadir sebagai bentuk dakwah ekologis yang berorientasi pada kemaslahatan manusia dan bumi.
Hadir dari *Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jambi*, hadir *Bapak Muktaridi, S.Pd., M.H.* Beliau menegaskan bahwa persoalan lingkungan bukan hanya urusan teknis pengelolaan sampah, tetapi juga bagian dari _amar ma’ruf nahi munkar_ dalam konteks peradaban. “Menjaga kebersihan dan kelestarian alam adalah bagian dari iman,” ujarnya dalam salah satu sesi diskusi.
Hadir pula *dr. Ferry Kusnadi*, Staf Ahli Gubernur Jambi bidang Kemasyarakatan dan SDM, yang menyampaikan apresiasinya terhadap peran organisasi perempuan muda seperti Nasyiatul Aisyiyah. Menurutnya, isu stunting tidak bisa dilepaskan dari kebersihan lingkungan. “Sampah yang tidak terkelola dengan baik menjadi sumber penyakit, dan pada akhirnya berdampak pada kualitas gizi serta tumbuh kembang anak,” jelasnya.
Dari pusat, kegiatan ini dihadiri langsung oleh *Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah, Ariati Dina Puspita Sari*, yang datang bersama *Ketua PWNA Jambi, Berni Densi Pita, S.Pd.*, beserta sejumlah pengurus wilayah. Kehadiran mereka membawa semangat nasional ke tingkat lokal, menjembatani gerakan perempuan muda Muhammadiyah untuk terus menjadi pionir dalam pendidikan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Tema besar _Eco Bhinneka_ mencerminkan kesadaran bahwa keberagaman bukan hanya milik manusia, tetapi juga bagian dari ekosistem yang harus dijaga keseimbangannya. Dalam pandangan Islam, manusia ditugaskan sebagai _khalifah fil ardh_ —pengelola bumi yang bertanggung jawab, bukan perusak. Maka, pengelolaan sampah dan pencegahan stunting menjadi wujud nyata dari tanggung jawab tersebut: menjaga kehidupan agar tetap berkelanjutan, sehat, dan bermartabat.
Lebih dari sekadar program, _Eco Bhinneka_ merupakan ajakan untuk berpikir ekologis dan bertindak etis. Bahwa setiap bungkus plastik yang dibuang sembarangan bisa menjadi simbol kelalaian, dan setiap langkah kecil dalam mengelola sampah adalah bentuk ibadah sosial. Di sanalah pesan kegiatan ini menjadi relevan: membangun kesadaran kolektif bahwa masa depan bangsa dimulai dari kebersihan lingkungan hari ini.
Gerakan ini menegaskan bahwa keberagaman nilai dan peran—antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan individu—harus bersatu untuk membentuk ekologi sosial yang sehat. Di Jambi, siang itu, kesadaran itu tumbuh dan bersemi: bahwa mencintai bumi dan menyiapkan generasi sehat adalah dua sisi dari amal yang sama — _amal jariyah_ bagi kemanusiaan._Wallahu a’lam bish shawab_